Kapolri : Humas Mampu Cegah Isu Pemecah Belah Bangsa Jelang Pilkada
Suarabamega25.com - Kapolri Jenderal (Pol) Prof. H. Muhammad Tito Karnavian diberikan kesempatan memberikan kata sambutan penutup dalam acara Persatuan Humas Seluruh Indonesia (Perhumas) di IPB Internasional Confencent Center, Bogor, Selasa (28/11).
Jenderal Tito mengatakan acara dengan tema menarik yakni “Indonesia Bicara Baik” ini harus dihadirinya. Dalam pemaparannya, dia menjelaskan bagaimana Indonesia berbicara baik dalam pluralisme.
Menurut Kapolri, bangsa yang beragam adalah kekayaan dan karunia Tuhan, namun kini seakan opini publik mulai dipengaruhi oleh media sosial yang sulit dikendalikan.
Bombardir isu negatif soal suku, ras, agama (SARA) membuat masyarakat terpecah belah. Jika tidak waspada pada perbedaan dan keberagaman Indonesia justru akan jadi faktor pemecah. Maka yang harus dieksploitasi adalah persamaan dan perbedaan yang ada minimalisir.
Jenderal Tito menjelaskan bahwa Indonesia bangsa yang sangat beragam dan banyak potensi perbedaan. Namun jika mampu menekan perbedaan dan menggerakkan persamaan tentu bangsa ini akan semakin merekat.
Kapolri menyampaikan harapan kepada praktisi humas di Tanah Air, khususnya Perhumas, agar mampu untuk mendukung langkah-langkah ini untuk tetap merekatkan bangsa.
Segala persamaan dieksploitasi, misalnya sejarah kemerdekaan, sementara isu-isu yang dapat memecah belah karena perbedaan harus diminimalkan. Segala isu yang berpotensi memecah masyarakat harus dinetralisir agar masyarakat tenang dan tidak khawatir.
Sebaliknya, segala isu positif yang memang bagus untuk diangkat demi menyatukan keberagaman Indonesia, maka perlu dieksploitasi semaksimal mungkin.
Jenderal Tito mengatakan acara dengan tema menarik yakni “Indonesia Bicara Baik” ini harus dihadirinya. Dalam pemaparannya, dia menjelaskan bagaimana Indonesia berbicara baik dalam pluralisme.
Menurut Kapolri, bangsa yang beragam adalah kekayaan dan karunia Tuhan, namun kini seakan opini publik mulai dipengaruhi oleh media sosial yang sulit dikendalikan.
Bombardir isu negatif soal suku, ras, agama (SARA) membuat masyarakat terpecah belah. Jika tidak waspada pada perbedaan dan keberagaman Indonesia justru akan jadi faktor pemecah. Maka yang harus dieksploitasi adalah persamaan dan perbedaan yang ada minimalisir.
Jenderal Tito menjelaskan bahwa Indonesia bangsa yang sangat beragam dan banyak potensi perbedaan. Namun jika mampu menekan perbedaan dan menggerakkan persamaan tentu bangsa ini akan semakin merekat.
Kapolri menyampaikan harapan kepada praktisi humas di Tanah Air, khususnya Perhumas, agar mampu untuk mendukung langkah-langkah ini untuk tetap merekatkan bangsa.
Segala persamaan dieksploitasi, misalnya sejarah kemerdekaan, sementara isu-isu yang dapat memecah belah karena perbedaan harus diminimalkan. Segala isu yang berpotensi memecah masyarakat harus dinetralisir agar masyarakat tenang dan tidak khawatir.
Sebaliknya, segala isu positif yang memang bagus untuk diangkat demi menyatukan keberagaman Indonesia, maka perlu dieksploitasi semaksimal mungkin.
Sumber: Seruindonesia.com
Tidak ada komentar: