Lenyapnya Setnov, Polri: Itu Masih Ranah Urusan KPK
Suarabamega25.com – Meski sedang mencari-cari tersangka korupsi pengadaan KTP elektronik (e-KTP), Setya Novanto, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum meminta bantuan kepada kepolisian. “Oh, tidak sampai segitu. Itu urusan dalam KPK,” kata ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto di Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 16 November 2017.
Menurut Rikwanto, polisi hanya membantu pengamanannya saja. “Kita tidak mencampuri urusan hukum KPK ya,” ujar dia. Kepolisian tidak mau ikut campur urusan penanganan tersangka megakorupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) itu. Termasuk, raibnya Setya tadi malam.
Petugas KPK sedianya akan mencokok Ketua DPR Setya Novanto dari rumahnya di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Melawai, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 15 November 2017. Namun, Ketua Umum Partai Golkar itu tidak diketahui keberadaannya setelah mangkir dari panggilan KPK untuk diperiksa. Padahal, sore sebelumnya, Setya masih berada di Gedung DPR RI mengikuti sidang paripurna.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham yang juga hadir dalam siding paripurna itu mengaku tidak tahu ke mana Setya. Begitu pun dengan penasehat hukum Setya, Fredrich Yunadi, yang mengaku masih sempat janjian bertemu di rumah kliennya pada pukul 19.00.
KPK mempertimbangkan memasukkan nama Setya Novanto ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Yunadi mengatakan tak khawatir kliennya dijadikan buronan. “Silakan saja, mau DPO atau DPS DPH atau apa pun, saya enggak ada urusan. Silakan saja,” kata dia rumah Setya Novanto, Kamis, 16 November 2017.
Menurut Rikwanto, polisi hanya membantu pengamanannya saja. “Kita tidak mencampuri urusan hukum KPK ya,” ujar dia. Kepolisian tidak mau ikut campur urusan penanganan tersangka megakorupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) itu. Termasuk, raibnya Setya tadi malam.
Petugas KPK sedianya akan mencokok Ketua DPR Setya Novanto dari rumahnya di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Melawai, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 15 November 2017. Namun, Ketua Umum Partai Golkar itu tidak diketahui keberadaannya setelah mangkir dari panggilan KPK untuk diperiksa. Padahal, sore sebelumnya, Setya masih berada di Gedung DPR RI mengikuti sidang paripurna.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham yang juga hadir dalam siding paripurna itu mengaku tidak tahu ke mana Setya. Begitu pun dengan penasehat hukum Setya, Fredrich Yunadi, yang mengaku masih sempat janjian bertemu di rumah kliennya pada pukul 19.00.
KPK mempertimbangkan memasukkan nama Setya Novanto ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Yunadi mengatakan tak khawatir kliennya dijadikan buronan. “Silakan saja, mau DPO atau DPS DPH atau apa pun, saya enggak ada urusan. Silakan saja,” kata dia rumah Setya Novanto, Kamis, 16 November 2017.
Sumber: Seruindonesia.com
Tidak ada komentar: