Serangan Udara Mesir Tewaskan Pelaku Teror yang Terlibat di Sinai
Suarabamega.com – Serangan udara Mesir menghantam sejumlah kendaraan pelaku teror yang terlibat dalam serangan mematikan terhadap satu masjid di Provinsi Sinai Utara, dan menewaskan semua orang di dalamnya, kata juru bicara militer Mesir.
“Selain itu, Angkatan Udara menyerang sejumlah tempat persembunyian yang berisi senjata dan amunisi milik gerilyawan fanatik,” kata Juru Bicara Militer Tamer Ar-Refaay di dalam satu pernyataan pada Jumat malam (24/11), sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Serangan militer tersebut dilancarkan beberapa jam setelah serangan teror pada Jumat siang terhadap satu masjid di desa kecil di Sinai Utara sehingga menewaskan sedikitnya 235 orang yang sedang beribadah dan melukai 100 orang lagi.
Serangan mematikan terhadap tempat ibadah di Sinai Utara itu menunjukkan tindakan yang membabi-buta, kebingungan dan kelemahan pelaku teror di Mesir. Mereka mulai mengincar orang Muslim untuk pertama kali dalam sejarah modern Mesir, kata beberapa ahli keamanan dan politik Mesir.
Diaa Rashwan, Kepala Pusat bagi Kajian Politik dan Strategi Al-Ahram yang berpusat di Kairo dan pemimpin Dinas Informasi Negara Mesir, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa serangan tersebut, meskipun merenggut banyak korban jiwa, mencerminkan “awal melemahnya kelompok gerilyawan regional yang berafiliasi kepada IS. Kelompok itu mulai menggunakan “sasaran lunak” karena kegagalan mereka dalam menghadapi bentrokan dengan pasukan keamanan.
Serangan teror mulai meningkat di Mesir setelah militer menggulingkan presiden Mohammed Moursi dari kubu Islam pada Juli 2013, sebagai reaksi atas protes massal terhadap satu tahun pemerintahannya dan hubungannya dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.
Sejak itu, kebanyakan serangan dipusatkan pada daerah bergolak Sinai Utara dan tentara, sebelum gerilyawan belakangan memperluas serangan ke provinsi lain dan mengincar kelompok minoritas.
Sekarang mereka mulai menyerang orang Muslim yang sedang beribadah untuk pertama kali, perkembangan yang tak pernah terjadi dalam taktik teror di negeri tersebut.
Tudingan diarahkan ke kelompok IS yang berpusat di Sinai, yang telah mengaku bertanggung-jawab atas kebanyakan operasi teror di Mesir selama beberapa tahun belakangan dan yang anggotanya saat ini menghadapi penindasan besar pasukan keamanan di Suriah dan Irak.
Selama beberapa tahun belakangan, militer Mesir melalui kerja sama dengan polisi menewaskan ratusan pelaku teror dan menangkap jumlah yagn sama tersangka pelaku teror sebagai bagian dari perang anti-teror negeri itu yang diumumkan oleh Presiden Abdel Fattah As-Sisi, pemimpin militer saat itu, setelah penggulingan Moursi.
“Selain itu, Angkatan Udara menyerang sejumlah tempat persembunyian yang berisi senjata dan amunisi milik gerilyawan fanatik,” kata Juru Bicara Militer Tamer Ar-Refaay di dalam satu pernyataan pada Jumat malam (24/11), sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Serangan militer tersebut dilancarkan beberapa jam setelah serangan teror pada Jumat siang terhadap satu masjid di desa kecil di Sinai Utara sehingga menewaskan sedikitnya 235 orang yang sedang beribadah dan melukai 100 orang lagi.
Serangan mematikan terhadap tempat ibadah di Sinai Utara itu menunjukkan tindakan yang membabi-buta, kebingungan dan kelemahan pelaku teror di Mesir. Mereka mulai mengincar orang Muslim untuk pertama kali dalam sejarah modern Mesir, kata beberapa ahli keamanan dan politik Mesir.
Diaa Rashwan, Kepala Pusat bagi Kajian Politik dan Strategi Al-Ahram yang berpusat di Kairo dan pemimpin Dinas Informasi Negara Mesir, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa serangan tersebut, meskipun merenggut banyak korban jiwa, mencerminkan “awal melemahnya kelompok gerilyawan regional yang berafiliasi kepada IS. Kelompok itu mulai menggunakan “sasaran lunak” karena kegagalan mereka dalam menghadapi bentrokan dengan pasukan keamanan.
Serangan teror mulai meningkat di Mesir setelah militer menggulingkan presiden Mohammed Moursi dari kubu Islam pada Juli 2013, sebagai reaksi atas protes massal terhadap satu tahun pemerintahannya dan hubungannya dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.
Sejak itu, kebanyakan serangan dipusatkan pada daerah bergolak Sinai Utara dan tentara, sebelum gerilyawan belakangan memperluas serangan ke provinsi lain dan mengincar kelompok minoritas.
Sekarang mereka mulai menyerang orang Muslim yang sedang beribadah untuk pertama kali, perkembangan yang tak pernah terjadi dalam taktik teror di negeri tersebut.
Tudingan diarahkan ke kelompok IS yang berpusat di Sinai, yang telah mengaku bertanggung-jawab atas kebanyakan operasi teror di Mesir selama beberapa tahun belakangan dan yang anggotanya saat ini menghadapi penindasan besar pasukan keamanan di Suriah dan Irak.
Selama beberapa tahun belakangan, militer Mesir melalui kerja sama dengan polisi menewaskan ratusan pelaku teror dan menangkap jumlah yagn sama tersangka pelaku teror sebagai bagian dari perang anti-teror negeri itu yang diumumkan oleh Presiden Abdel Fattah As-Sisi, pemimpin militer saat itu, setelah penggulingan Moursi.
Sumber: Seruindonesia.com
Tidak ada komentar: