4 Survei ini Buktikan Prabowo Masih Sulit Tandingi Jokowi
Suarabamega25.com – Banyak yang memprediksikan, Prabowo Subianto akan maju kembali dalam Pilpres 2019. Lawannya sang petahana, Joko Widodo (Jokowi).
Setahun jelang pilpres, hanya ada dua kandidat yang memiliki elektabilitas mumpuni, Jokowi dan Prabowo. Meski Prabowo memiliki tingkat elektabilitas besar, namun masih kalah dengan Jokowi.
Setidaknya hal itu terekam dalam survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga. Ini buktinya:
1. Cyrus Network: elektabilitas Jokowi58,5 %, Prabowo 21,8 %
Cyrus Network telah melakukan survei elektabilitas calon presiden yang akan bertarung di Pemilu 2019. Hasilnya, elektabilitas Presiden Joko Widodo masih unggul atas semua calon termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto mengatakan, berdasarkan top of mind atau dengan pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi berada di urutan teratas dengan 58,5 persen, disusul Prabowo dengan 21,8 persen.
2. Indo Barometer: Jokowi 34,9%, Prabowo 12,1%
Lembaga Survei Indo Barometer baru-baru ini telah merilis hasil survei calon presiden terkuat jelang Pilpres 2019. Dalam survei kali ini, Posisi Presiden Joko Widodo kembali unggul dengan 34,9 persen di atas Prabowo Subianto yang mendapatkan 12,1 persen suara.
“Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden cukup tinggi 67,2 persen. Sedangkan yang tidak puas 28,5 persen. Tidak tahu atau tidak jawab 4,3 persen,” ungkap Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari.
3. Survei Median: Elektabilitas Jokowinaik, Prabowo turun
Menurut Lembaga penelitian Media Survei Nasional atau Median, suara Jokowi masih unggul dibandingkan dengan Prabowo. Direktur Riset Median, Sudarto, mengatakan, tokoh yang mengalami kenaikan yaitu Jokowi dari 35 persen menjadi 36,2 persen.
Suara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dari 21,2 persen menjadi 20,4 persen. Dia menyimpulkan, suara Jokowinaik, karena faktor kepuasan dari masyarakat yang merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur.
Sedangkan suara Prabowo semakin menurun alasannya karena Ketua umum Gerindra menyebut Indonesia akan bubar di tahun 2030. Yang menjadi polemik. “Kami menemukan fakta, bahwa pembawaan Pak Prabowo cenderung temperamental dan kecenderungan kelewat berapi-api, membuat turun dalam 2 bulan terakhir. Tapi pada umumnya, jika sudah diambil (survei) saat deklarasi, suaranya akan naik,” kata Sudarto.
4. Elektabilitas Jokowi tinggi karena masyarakat puas
Lembaga survei Populi Center merilis hasil survei tentang calon presiden dan wakil presiden 2019. Hasilnya, elektabilitas Joko Widodo 52,8% masih unggul dibandingkan dengan Prabowo Subianto 15,4%.
Elektabilitas Jokowi yang tinggi karena 70 persen masyarakat disebut puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Peneliti Populi Center Nona Evita mengatakan tren kepuasan yang tinggi itu berbanding lurus dengan keterpilihan Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
“Berkaitan dengan Pemilu Serentak, kemudian ada pertanyaan apakah rapor kepuasan ini berbanding lurus dengan keterpilihan Jokowi? Ya berbanding lurus,” kata Evita di Hotel Kartika Chandra.
Sumber: merdeka.com
Setahun jelang pilpres, hanya ada dua kandidat yang memiliki elektabilitas mumpuni, Jokowi dan Prabowo. Meski Prabowo memiliki tingkat elektabilitas besar, namun masih kalah dengan Jokowi.
Setidaknya hal itu terekam dalam survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga. Ini buktinya:
1. Cyrus Network: elektabilitas Jokowi58,5 %, Prabowo 21,8 %
Cyrus Network telah melakukan survei elektabilitas calon presiden yang akan bertarung di Pemilu 2019. Hasilnya, elektabilitas Presiden Joko Widodo masih unggul atas semua calon termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto mengatakan, berdasarkan top of mind atau dengan pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi berada di urutan teratas dengan 58,5 persen, disusul Prabowo dengan 21,8 persen.
2. Indo Barometer: Jokowi 34,9%, Prabowo 12,1%
Lembaga Survei Indo Barometer baru-baru ini telah merilis hasil survei calon presiden terkuat jelang Pilpres 2019. Dalam survei kali ini, Posisi Presiden Joko Widodo kembali unggul dengan 34,9 persen di atas Prabowo Subianto yang mendapatkan 12,1 persen suara.
“Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden cukup tinggi 67,2 persen. Sedangkan yang tidak puas 28,5 persen. Tidak tahu atau tidak jawab 4,3 persen,” ungkap Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari.
3. Survei Median: Elektabilitas Jokowinaik, Prabowo turun
Menurut Lembaga penelitian Media Survei Nasional atau Median, suara Jokowi masih unggul dibandingkan dengan Prabowo. Direktur Riset Median, Sudarto, mengatakan, tokoh yang mengalami kenaikan yaitu Jokowi dari 35 persen menjadi 36,2 persen.
Suara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dari 21,2 persen menjadi 20,4 persen. Dia menyimpulkan, suara Jokowinaik, karena faktor kepuasan dari masyarakat yang merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur.
Sedangkan suara Prabowo semakin menurun alasannya karena Ketua umum Gerindra menyebut Indonesia akan bubar di tahun 2030. Yang menjadi polemik. “Kami menemukan fakta, bahwa pembawaan Pak Prabowo cenderung temperamental dan kecenderungan kelewat berapi-api, membuat turun dalam 2 bulan terakhir. Tapi pada umumnya, jika sudah diambil (survei) saat deklarasi, suaranya akan naik,” kata Sudarto.
4. Elektabilitas Jokowi tinggi karena masyarakat puas
Lembaga survei Populi Center merilis hasil survei tentang calon presiden dan wakil presiden 2019. Hasilnya, elektabilitas Joko Widodo 52,8% masih unggul dibandingkan dengan Prabowo Subianto 15,4%.
Elektabilitas Jokowi yang tinggi karena 70 persen masyarakat disebut puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Peneliti Populi Center Nona Evita mengatakan tren kepuasan yang tinggi itu berbanding lurus dengan keterpilihan Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
“Berkaitan dengan Pemilu Serentak, kemudian ada pertanyaan apakah rapor kepuasan ini berbanding lurus dengan keterpilihan Jokowi? Ya berbanding lurus,” kata Evita di Hotel Kartika Chandra.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar: