Kapolri : Presiden Perintahkan Tindak Tegas, Jangan Ragu
Suarabamega25.com – Setelah melaksanakan kunjungan kerja beberapa hari di Jordania, akhirnya hari ini tiba di Tanah Air dan Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi Markas Komando (Mako) Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).
Kapolri yang baru saja mendarat dari Yordania dalam rangka kunjungan kerja langsung bertolak ke Mako Brimob setelah kerusuhan dan penyanderaan di sana berhasil ditangani.
Menurut Kapolri, pihaknya melakukan tindakan tegas dan terukur untuk melumpuhkan napi teroris, karena perintah langsung dari Presiden Joko Widodo.
“Presiden perintahkan tindak tegas dan jangan ragu,” ujar Kapolri tadi sore di Mako Brimob
Kini, sebanyak 145 narapidana terorisme yang memberontak telah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Sementara itu, 10 narapidana terorisme yang menyerahkan diri terakhir masih diinterogasi di Mako Brimob.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, sejak Selasa (8/5/2018) malam.
Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri pada Kamis pagi. Mereka langsung dipindahkan ke Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.
Lima polisi yang disandera gugur dan seorang napi teroris tewas atas insiden ini. Namun, seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari. Iwan mengalami luka-luka dan langsung dirawat di RS Polri Kramat Jati.
Penjelasan Kapolri
Kapolri Tito Karnavian menjelaskan alasan insiden penyanderaan di Mako Brimob berlangsung hingga 36 jam adalah karena polisi mengambil opsi untuk beri peringatan terlebih dahulu.
Peringatan diberikan mempertimbangkan kelompok pro dan kontra di dalam tahanan.
“Opsi kami langsung masuk (menyerbu), atau opsi memberikan warning. Karena kami tahu dari 155 (narapidana terorisme di Mako Brimob) ada pro-kontra. Ada yang ingin mendukung kekerasan sekelompok lainnya, ada yang tidak ingin,” kata Tito dalam konferensi pers di Mako Brimob, Kamis (10/5) sore.
“Sehingga saya sampaikan pada bapak Presiden (Joko Widodo), ada situasi seperti itu. Kami berikan warning. Saya minta izin.”
“Saya paham, tindakan tegas harus dilakukan, namun di dalam ada pro dan kontra, maka kami berikan warning Ini instruksi presiden,” kata Tito.
Kembali Tito menyatakan, Presiden Jokowi sendiri telah memerintahkan polisi mengambil tindakan tegas, seandainya tidak ada opsi lain.
“Sepanjang malam warning sudah disampaikan. Alhamdulillah, satu sandera brigadir Iwan Sarjana, jam 12 malam dilepas oleh mereka. Dan besok paginya mereka keluar menyerahkan diri.”
Insiden rusuh di Mako Brimob sendiri telah berakhir pada Kamis ini pukul 07.15 WIB, sejak dimulai pada Selasa (8/5) malam pukul 22.00 WIB.
Total 156 napi terlibat dalam insiden penyanderaan tersebut dengan menguasai tiga dare enam blok yang ada di Mako Brimob. Tiga blok yang dikuasai tahanan teroris itu antara lain Blok A, B, dan C.
Enam orang meninggal pada insiden kericuhan, yaitu lima aparat kepolisian dan satu lainnya adalah tahanan yang melawan petugas.
Dari 155 narapidana, 145 dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sementara 10 ditahan untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolri Ke RS Bhayangkara
Setelah dari Mako Brimob Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi RS Bhayangkara. Menumpangi mobil dinas berpelat nomor 1-00, Tito langsung masuk ke RS.
Tito tiba di RS Bhayangkara, Jalan Komjen Polisi M Jasin, Kelapa Dua, Depok, pada Kamis (10/5/2018) pukul 18.56 WIB. Tito didampingi Komandan Korps Brimob Polri Irjen Rudy Sufahriadi.
Begitu tiba, Tito tidak memberikan keterangan apa pun. Tito bersama Rudy langsung masuk ke RS.
Sebelumnya diberitakan, di RS Bhayangkara ada empat personel Polri yang dirawat. Korban ini mengalami luka saat terjadi kerusuhan yang terjadi Selasa (8/5) malam.
Ke Nusakambangan
Sementara itu, Rombongan kendaraan milik Kepolisian yang mengangkut tahanan Terorisme dari Rutan Mako Brimob tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 17.15 WIB. Rombongan bus pengangkut tahanan dikawal ketat anggota kepolisian.
Di Dermaga Wijayapura, ratusan petugas kepolisian telah melakukan sterilisasi seluruh jalan sebelum rombongan tersebut melintas.
Selain pengamanan melekat dari anggota Brimob dalam bus rombongan tahanan terorisme tersebut. Terlihat juga pengawalan menggunakan motor polisi dan beberapa mobil polisi melakukan pengawalan diantara bus serta satu kendaraan rantis baracuda.
Untuk menyeberang kendaraan bus menuju Nusakambangan. Polisi menyiapkan dua kapal penyeberangan.
Usai kendaraan masuk kedalam Dermaga Wijayapura, 6 bus langsung diangkut menggunakan kapal untuk menyeberang menuju dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Sedangkan dua bus dan kendaraan lain diangkut menggunakan kapal lain yang telah disiapkan.
Sumber : Kabarpolisi.com
Kapolri yang baru saja mendarat dari Yordania dalam rangka kunjungan kerja langsung bertolak ke Mako Brimob setelah kerusuhan dan penyanderaan di sana berhasil ditangani.
Menurut Kapolri, pihaknya melakukan tindakan tegas dan terukur untuk melumpuhkan napi teroris, karena perintah langsung dari Presiden Joko Widodo.
“Presiden perintahkan tindak tegas dan jangan ragu,” ujar Kapolri tadi sore di Mako Brimob
Kini, sebanyak 145 narapidana terorisme yang memberontak telah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Sementara itu, 10 narapidana terorisme yang menyerahkan diri terakhir masih diinterogasi di Mako Brimob.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, sejak Selasa (8/5/2018) malam.
Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri pada Kamis pagi. Mereka langsung dipindahkan ke Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.
Lima polisi yang disandera gugur dan seorang napi teroris tewas atas insiden ini. Namun, seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari. Iwan mengalami luka-luka dan langsung dirawat di RS Polri Kramat Jati.
Penjelasan Kapolri
Kapolri Tito Karnavian menjelaskan alasan insiden penyanderaan di Mako Brimob berlangsung hingga 36 jam adalah karena polisi mengambil opsi untuk beri peringatan terlebih dahulu.
Peringatan diberikan mempertimbangkan kelompok pro dan kontra di dalam tahanan.
“Opsi kami langsung masuk (menyerbu), atau opsi memberikan warning. Karena kami tahu dari 155 (narapidana terorisme di Mako Brimob) ada pro-kontra. Ada yang ingin mendukung kekerasan sekelompok lainnya, ada yang tidak ingin,” kata Tito dalam konferensi pers di Mako Brimob, Kamis (10/5) sore.
“Sehingga saya sampaikan pada bapak Presiden (Joko Widodo), ada situasi seperti itu. Kami berikan warning. Saya minta izin.”
“Saya paham, tindakan tegas harus dilakukan, namun di dalam ada pro dan kontra, maka kami berikan warning Ini instruksi presiden,” kata Tito.
Kembali Tito menyatakan, Presiden Jokowi sendiri telah memerintahkan polisi mengambil tindakan tegas, seandainya tidak ada opsi lain.
“Sepanjang malam warning sudah disampaikan. Alhamdulillah, satu sandera brigadir Iwan Sarjana, jam 12 malam dilepas oleh mereka. Dan besok paginya mereka keluar menyerahkan diri.”
Insiden rusuh di Mako Brimob sendiri telah berakhir pada Kamis ini pukul 07.15 WIB, sejak dimulai pada Selasa (8/5) malam pukul 22.00 WIB.
Total 156 napi terlibat dalam insiden penyanderaan tersebut dengan menguasai tiga dare enam blok yang ada di Mako Brimob. Tiga blok yang dikuasai tahanan teroris itu antara lain Blok A, B, dan C.
Enam orang meninggal pada insiden kericuhan, yaitu lima aparat kepolisian dan satu lainnya adalah tahanan yang melawan petugas.
Dari 155 narapidana, 145 dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sementara 10 ditahan untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolri Ke RS Bhayangkara
Setelah dari Mako Brimob Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi RS Bhayangkara. Menumpangi mobil dinas berpelat nomor 1-00, Tito langsung masuk ke RS.
Tito tiba di RS Bhayangkara, Jalan Komjen Polisi M Jasin, Kelapa Dua, Depok, pada Kamis (10/5/2018) pukul 18.56 WIB. Tito didampingi Komandan Korps Brimob Polri Irjen Rudy Sufahriadi.
Begitu tiba, Tito tidak memberikan keterangan apa pun. Tito bersama Rudy langsung masuk ke RS.
Sebelumnya diberitakan, di RS Bhayangkara ada empat personel Polri yang dirawat. Korban ini mengalami luka saat terjadi kerusuhan yang terjadi Selasa (8/5) malam.
Ke Nusakambangan
Sementara itu, Rombongan kendaraan milik Kepolisian yang mengangkut tahanan Terorisme dari Rutan Mako Brimob tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 17.15 WIB. Rombongan bus pengangkut tahanan dikawal ketat anggota kepolisian.
Di Dermaga Wijayapura, ratusan petugas kepolisian telah melakukan sterilisasi seluruh jalan sebelum rombongan tersebut melintas.
Selain pengamanan melekat dari anggota Brimob dalam bus rombongan tahanan terorisme tersebut. Terlihat juga pengawalan menggunakan motor polisi dan beberapa mobil polisi melakukan pengawalan diantara bus serta satu kendaraan rantis baracuda.
Untuk menyeberang kendaraan bus menuju Nusakambangan. Polisi menyiapkan dua kapal penyeberangan.
Usai kendaraan masuk kedalam Dermaga Wijayapura, 6 bus langsung diangkut menggunakan kapal untuk menyeberang menuju dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Sedangkan dua bus dan kendaraan lain diangkut menggunakan kapal lain yang telah disiapkan.
Sumber : Kabarpolisi.com
Tidak ada komentar: