Kumpulkan Kedubes, Langkah Cepat Jendral Tito Ajak Dunia Internasional Lawan Teroris
Suarabamega25.com –Penanganan terorisme pasca Bom Surabaya berlangsung sistematis dan cepat. Densus 88 berhasil menangkap 74 terduga teroris di berbagai daerah serta membuat ruang gerak mereka terdesak.
Hal ini dinilai sebagai salah satu keberhasilan Polri yang patut diapresiasi. Terlebih, tugas Polri tidak hanya memberikan rasa aman kepada masyarakat, tetapi juga menjamin suasana tetap kondusif agar kepercayaan internasional juga terjaga.
Seperti yang dilakukan Kapolri Jenderal (Polisi) Tito Karnavian baru-baru ini. Dalam sebuah kesempatan di tengah perburuan jaringan teroris yang masih berlangsung, ia mengambil langkah cepat dengan mengundang sejumah duta besar ke kediamannya.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan penanganan serangan teror di Indonesia berikut kondisi keamanan terakhir di Tanah Air.
Dalam pertemuan itu, Tito memastikan kepada para pejabat Kedubes bahwa kondisi keamanan nasional hingga kini sangat terkendali.
Ia lantas mengajak seluruh yang hadir untuk bersama-sama memerangi terorisme. Sebab, kejahatan luar biasa ini sudah jadi fenomena internasional yang tidak saja menyasar Indonesia.
Tito mengatakan, aksi teror yang terjadi di Indonesia mencuat karena perintah ISIS yang saat ini terdesak. Kondisi itu kemudian memintas seluruh sel-sel jaringannya untuk bergerak serentak.
“Rangkaian teror bom ini merupakan aksi yang diminta oleh ISIS yang saat ini terdesak, teror dilakukan serentak tak hanya Indonesia beberapa Negara juga telah terjadi pemboman,” ungkap Tito dalam rilisnya yang diterima media, Jumat (25/5/2018).
Tito menjelaskan, motif di balik aksi teror bom ini diduga karena di tingkat internasional ISIS ditekan oleh kekuatan baik dari Barat seperti Rusia dan negara lainnya.
Sehingga, keadaan terpojok dan memerintahkan semua jaringan untuk melakukan serangan pada seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, kata dia, ada dua macam kelompok terkait dengan ISIS yang menjadi ancaman. Pertama, kelompok sel-sel JAD dan JAT. Beberapa di antara mereka ada yang kembali berangkat ke Suriah atau tertangkap oleh otoritas Jordani dan Turki atau sekitar Suriah.
Menurutnya, ada sekitar 1.100 lebih yang pergi ke Suriah. Kemudian yang dideportasi ke Indonesia berjumlah 500 lebih.
“Ini menjadi tantangan bersama karena mindset mereka adalah ideologi ISIS,” tandasnya.
Hal ini dinilai sebagai salah satu keberhasilan Polri yang patut diapresiasi. Terlebih, tugas Polri tidak hanya memberikan rasa aman kepada masyarakat, tetapi juga menjamin suasana tetap kondusif agar kepercayaan internasional juga terjaga.
Seperti yang dilakukan Kapolri Jenderal (Polisi) Tito Karnavian baru-baru ini. Dalam sebuah kesempatan di tengah perburuan jaringan teroris yang masih berlangsung, ia mengambil langkah cepat dengan mengundang sejumah duta besar ke kediamannya.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan penanganan serangan teror di Indonesia berikut kondisi keamanan terakhir di Tanah Air.
Dalam pertemuan itu, Tito memastikan kepada para pejabat Kedubes bahwa kondisi keamanan nasional hingga kini sangat terkendali.
Ia lantas mengajak seluruh yang hadir untuk bersama-sama memerangi terorisme. Sebab, kejahatan luar biasa ini sudah jadi fenomena internasional yang tidak saja menyasar Indonesia.
Tito mengatakan, aksi teror yang terjadi di Indonesia mencuat karena perintah ISIS yang saat ini terdesak. Kondisi itu kemudian memintas seluruh sel-sel jaringannya untuk bergerak serentak.
“Rangkaian teror bom ini merupakan aksi yang diminta oleh ISIS yang saat ini terdesak, teror dilakukan serentak tak hanya Indonesia beberapa Negara juga telah terjadi pemboman,” ungkap Tito dalam rilisnya yang diterima media, Jumat (25/5/2018).
Tito menjelaskan, motif di balik aksi teror bom ini diduga karena di tingkat internasional ISIS ditekan oleh kekuatan baik dari Barat seperti Rusia dan negara lainnya.
Sehingga, keadaan terpojok dan memerintahkan semua jaringan untuk melakukan serangan pada seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, kata dia, ada dua macam kelompok terkait dengan ISIS yang menjadi ancaman. Pertama, kelompok sel-sel JAD dan JAT. Beberapa di antara mereka ada yang kembali berangkat ke Suriah atau tertangkap oleh otoritas Jordani dan Turki atau sekitar Suriah.
Menurutnya, ada sekitar 1.100 lebih yang pergi ke Suriah. Kemudian yang dideportasi ke Indonesia berjumlah 500 lebih.
“Ini menjadi tantangan bersama karena mindset mereka adalah ideologi ISIS,” tandasnya.
Sumber: Seruindonesia.com
Tidak ada komentar: