Budidaya Ayam Kampung (Ayam Bukan Ras/Ayam Buras)
Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi dengan ayam ini, ayam ini biasanya dipelihara oleh masyarakat khususnya didaerah pedesaan, biasanya ayam ini dipelihara dengan sistem tradisional, semi intensif dan intensif.
Ya ayam buras /ayam kampung
Ayam Buras (Ayam Bukan Ras) merupakan ayam Lokal yang sudah turun temurun hidup dan beradaptasi di indonesia, yang sudah populer dan biasa disebut ayam kampung/ayam buras.
Bagi konsumen, ayam ini masih memiliki daya terik tersendiri, karena memiliki ciri khas rasa daging dan telurnya, namun terkadang telurnya juga dijadikan campuran jamu yang tidak boleh ditinggalkan.
Budidaya ayam kampung /ayam buras banyak dilakukan oleh masyarakt, baik itu bersifat sampingan, maupun benar di tekuni sebagai usaha dan mata pencaharian.
Dalam budidaya ayam kampung yang perlu diperhatikan antara lain : bibit, pakan,pemeliharaan, kandang peralatan dan pengendalian dan pencegahan penyakit.
Bibit
Pemilihan bibit dalam budidaya ayam Buras sangat diperlukan,tentunya agar mendapatkan hasil yang baik, adapun ciri-ciri bibit ayam buras baik di antaranya :
Ayam Jantan :
Badan Kuat dan Panjang
Sayap kuat dan bulu-bulunya rapih teratur
Mata jernih
Paruh bersih
Kaki dan kuku bersih dan sisik teratur
Terdapat taji runcing atau pun bulat
Ayam Betina :
Kepala berbulu halus
Mata jernih/terang
Muka sedang tidak terlalu melebar
Jengger dan pial halus
Paruh pendek dan kuat
Badan cukup besar dan perutnya luas
Tempramen tenang, tetapi gesit
Pengelolaan Refroduksi
Pengelolaan refroduksi penting dilakukan dalam budidaya ayam buras, hal ini berkaitan dengan kemampuan bertelur, mengeram/penetasan, mengasuh anak, masa istirahat dan pembesaran anakan.
Pada sistem intensif, indukan tidak mengasuh anaknya dan penetasan dengan mesin tetas,dan anak ayam langsung masuk ke box ayam, sementara pada sistem tradisional dan semi intensif, induk di biarkan mengasuh anaknya hanya dengan rentang waktu pengasuhan dan masa istirahat yang berbeda
Pakan
Pemberian pakan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan,zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri dari mineral, energi, vitamin, mineral dan air.
Pakan ayam buras dapat diperoleh dari daerah sekitar, antara lain,biji-bijian (jagung, Gabah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah ) ,serangga, ulat, cacing, bekicot, keong dan sisa sayuran dapur dll dan limbah pabrik seperti, dedak, bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang, bungkil kedelai, ampas tahu, dan lain-lain, makanan yang berasal dari hewan seperti, tepung ikan, ikan tawar, tepung darah dan lain lain, dan makanan hijauan seperti sayuran/limbah pertanian.
Penyusunan ransum
Ransum harus mengandung nilai giji yang baik sehingga memenuhi kebutuhan standar, kemudian pilih bahan-bahan yang mudah diperoleh dalam jumlah yang diperlukan secara terus menerus dengan harga yang terjangkau.
Pada budidaya ayam kampung pemberian pakan disesuaikan dengan fase pertumbuhan, adapun konsumsi dan pemberian pakan sebagai berikut :
Anak ayam /starter kurang lebih 15 gram/hari
Ayam muda/Grower kurang lebih umur 1-3 minggu 30 gram/hari, 3-5 minggu 60 gram/hari,6 minggu 80 gram/hari
Ayam dewasa/induk, 100 gram/hari
Kandang
Fungsi kandang adalah sebagai tempat berlindung, berkembang biak dan memudahkan dalam penangannan, pengawasan kesehatan serta proses produksi.
Syarat kandang yang baik di antaranya, jarak kandang dengan rumah minimal 5 m, lingkungan tidak lembab, mendapatkan sinar matahari pagi dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Ada 3 model kandang yang berhubungan dengan sistem pemeliharaan pada budidaya ayam kampung /buras diantaranya :
Penyakit yang biasa menyerang
ND=Newcestle Desease= Tetelo
Cacingan
CDR= Cronic Respiratory Desease=Pernafasan
Berak Darah
Pilek
Cacar
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan, pemberian vaksinasi, vitamin dan mineral.
Pada Budidaya Ayam Kampung /Buras, untuk upaya peningkatan produksi sistem pemeliharaan yang dianjurkan adalah sistem semi intensif dan intensif
Tidak ada komentar: