Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

CALEG, TATAMBA KAPUHUNAN Oleh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com, Rupanya, ada jenis caleg yang sekedar mencoba, bertarung, hanya ingin mengetahui, bahasa sekarang disebut “cek ombak”. Menguji, apakah memiliki dukungan, simpatisan. Apalagi pada waktu sebelumnya, berpengalaman menjadi pemimpin atau pejabat, atau pun orang berpengaruh dalam satu wilayah.

Ditambah berbagai provokasi, dorongan dan segala hal yang memompa motivasi, walau sebenarnya fisik sudah tidak terlalu mendukung, karena memasuki usia senja, namun dorongan yang “terasa” besar, akhirnya ikut juga mencoba. 

Benar saja, bila tidak dicoba, tidak akan tahu, sebab tidak ada survei menyangkut elektabilitas semua caleg. Dan karena merasa menguasai serta memahami karakter masyarakat pada wilayah dimaksud, tidak ada salahnya untuk turut bertarung.

Bahkan ada yang berpendapat, kalau tidak mengalami, tidak mungkin merasakan, “marasa maka tahu”. Sekedar turut memiliki pengalaman bertarung dalam satu kompetisi, ajang memperebutkan referesentasi keterwakilan. 

Tentu kompetisi yang bernama Pemilu, sesuatu yang tidak mudah. Faktor keberhasilannya begitu banyak dan luas, sehingga mempersyaratkan optimisme, walau kemungkinannya sangat kecil. 

Eklund dan Tenenbaum (2014) berpendapat, bahwa optimisme itu lebih menyangkut ekspektasi akan hasil positif atau hasil yang diinginkan untuk terjadi. Dikuatkan Seligman (dalam Ghufron & Risnawati, 2016), menyatakan optimisme sebagai suatu pandangan menyeluruh, melihat hal baik, berpikir positif, dan mudah memberikan makna bagi diri. Orang yang optimis, mampu menghasilkan hal yang lebih baik dari yang telah lalu, tidak takut gagal, dan berusaha bangkit mencoba bila gagal.

Optimisme dan peluang yang begitu kecil, melahirkan adu untung - coba-coba. Apalagi belum memiliki pengalaman apapun, hanya melihat si pulan itu dan si pulan ini, sementara rentang waktu mencoba, hanya terjadi lima tahunan. Dari pada tidak punya pengalaman, anggap saja ‘tatamba kapuhunan”, bahwa dalam riwayat hidup juga tercantum pernah menjadi caleg.

Tidak ada komentar: