Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Dari Catatan Dialog Theologis, Winardi (PITI Kalsel) : “Tidak menginginkan sebuah perbedaan yang disamakan”


Suarabamega25.com, Banjarmasin  -  Hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang beragam Suku dan Agama, diingatkan Winardi Sethiono Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga jika ingin menciptakan kedamaian, maka jika ada hal-hal yang dilakukan oleh Kelompok-kelompok tertentu, maka Kelompok lain yang agamanya berbeda, sebaiknya tidak usah ikut terlalu menjustifikasi. Karena itulah, tegas Winardi, yang mengakibatkan sebuah perpecahan. Jadi, pesan Winardi,  biarlah mereka dijustifikasi oleh Kelompok Mereka sendiri. 

“Saya rasa kalau itu bisa dilakukan, bisa dilaksanakan, maka kehidupan antar Umat bBeragam kita akan damai dan sejahtera. Karena tidak mungkin suatu ajaran yang berkiblat pada Al-Kitab itu diajarkan kepada pihak lain yang tidak memahami Al-Kitab itu tadi,” tegas Winardi, usai Dialog Theologis tersebutm, Sabtu sore (10/6/2023).

Sedangkan menyinggung bergantiannya Tuan Rumah penyelenggara Diskusi dari masing-masing peserta, Winardi menyatakan, kedepannya membuat sebuah Diskusi Kerukunan Antar Umat Beragama secara rolling, berputar, hanya untuk menyatukan persamaan, mengetahui perbedaannya di mana dan tidak mempermasalahkan perbedaan itu tadi.

“Yang penting kita asal mengetahui perbedaannya dimana. Kemudian kita tidak sepakat, itupun tidak masalah. Tidak menginginkan sebuah perbedaan yang disamakan,” tegas Winardi.

Kata Winardi Sethiono, semua Agama mengajarkan kebaikan dan manusia bebas melakukan apa saja, hanya saja dia harus tunduk pada aturan-aturan yang ditetapkan Tuhan sesuai agamanya masing-masing. Kalau tidak patuh pada aturan, mungkin kita akan kembali pada zaman batu. Aturan-aturan tersebut berupa kitab suci yang ada pada setiap agama dan harus dipatuhi oleh umatnya.

Catatan Google :

Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), dahulu dikenal sebagai Pembina Iman Tauhid Islam adalah sebuah organisasi Islam Tionghoa-Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 14 April 1961. PITI tidak bertalian dengan organisasi sosial politik manapun. Ketua Umum PITI periode 2022-2027 yaitu Serian Wijatno, menggantikan Ketum PITI yang lama yaitu H. Anton Medan yang wafat pada Hari Senin, 15 Maret 2021. Serta didukung oleh para pembina yang berpengaruh dalam perkembangan organisasi PITI yakni Erick Thohir, Jusuf Hamka, dan Komisaris Jendral Syafruddin. Program Kerja PITI adalah menyampaikan tentang (dakwah) Islam khususnya kepada masyarakat keturunan Tionghoa dan pembinaan dalam bentuk bimbingan, kepada muslim Tionghoa dalam menjalankan syariah Islam baik di lingkungan keluarganya yang masih non-muslim dan persiapan berbaur dengan umat Islam di lingkungan tempat tinggal dan pekerjaannya, serta pembelaan/perlindungan bagi mereka yang karena masuk agama Islam, untuk sementara, jadi mempunyai masalah dengan keluarga dan lingkungannya. PITI sebagai organisasi dakwah sosial keagamaan yang berskala nasional berfungsi sebagai tempat singgah, tempat silaturahmi untuk belajar ilmu agama dan cara beribadah bagi etnis Tionghoa yang tertarik dan ingin memeluk agama Islam serta tempat berbagi pengalaman bagi mereka yang baru masuk Islam.

Tidak ada komentar: