Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Demokrasi Kada Kaya Knop, Picik Langsung Jadi Oleh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com - Banyak yang keliru memaknai demokrasi. Dikira demokrasi itu kaya “knop”, setelah dipencet langsung jadi. Padahal demokrasi itu perlu proses yang diusahakan dan bahkan diperjuangkan semua pihak – seluruh stakeholder. 

Dalam demokrasi itu ada yang disebut institusi demokrasi. Jenis dan jumlahnya banyak sekali, mulai dari institusi pemerintahan, lembaga-lembaga penegak hukum, partai politik, penyelenggara pemilu, intitusi-institusi usaha dan bisnis, hingga lembaga organisasi masyarakat sipil.  

Kalau semua institusi itu bekerja dengan baik, demokrasi juga akan baik. Tapi kalau tidak baik, misalnya sarat maladministrasi dan bahkan korupsi, jangan berharap demokrasi baik.

Selain institusi, juga ditentukan oleh prosedur, mekanisme atau aturan main. Bila prosedur dan aturan mainnya juga buruk, sama saja, jangan berharap demokrasi jadi baik. Karenanya, setiap kali aturan main dibuat, baik itu UU, Perda dan lain sebagainya, semua pihak harus terlibat berpartisipasi, sehingga tidak ada yang memanipulasi dan untung sepihak.

Dan yang terakhir, yang tidak kalah penting, adalah aktornya, pelaku atau orang-orang yang terlibat. Kalau aktor demokrasinya buruk, Sukanya memanipulasi, tidak ingin memajukan dan memperbaiki, maka demokrasi juga tidak akan baik.

Jadi, demokrasi itu tergantung institusi, aturan main dan aktor atau pelakunya. Bila semuanya bekerja dengan benar, demokrasi akan baik. 

Sementara itu, tarik menarik kepentingannya kuat sekali. Sehingga, ada yang memajukan dan banyak pula yang cendrung memanipulasi. Menjadikan demokrasi sekedar prosedur semata, bahkan membajaknya untuk kepentingan diri sendiri, yang terakhir itu disebut dengan oligarkhi.

Kesimpulannya, kalau demokrasi tidak baik-baik amat, atau sekedar “manis kasai” hanya baik karena dipoles – diberi bedak dan kasai, itu karena semua yang terkait tadi, tidak bekerja sebagaimana mestinya. Padahal semuanya harus berproses - berjuang, kada kaya knop langsung jadi.

Tidak ada komentar: