Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Hoax Politik Jangan Lakas Ditaguko leh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com - Apa masih belum sadar, hoax jadi industri? lihat saja, siapa yang mau bersusah payah membuat, bahkan mengemas berita bohong setiap hari, kalau bukan karena ada kepentingan ekonomi? 

Apalagi ditahun politik, industri hoax semakin marak. Kalau mau jeli, tiap waktu, selalu ada informasi atau konten yang beredar di media sosial, isinya kebohongan dan fitnah.

Kebohongan sudah seperti kadar emas, memiliki prosentase atau kandungan. Kebohongan agar dipercaya, mesti diracik dengan fakta atau kebenaran. Mungkin beritanya benar, gambarnya palsu. Sebaliknya gambar benar, narasi dan beritanya dusta. Yang lebih canggih, dicampur sedemikian rupa antara fakta, kebenaran dan kebohongan, sehingga tidak dikenali berita sebenarnya.

Ketika sudah diracik sedemikian rupa, disampaikan berulang-ulang - diviralkan, maka berpotensi dianggap sebagai kebenaran, dan untung besarlah industri tersebut. 

Kementrian Kominfo menyebutkan, ada sekitar 800.000 situs di Indonesia terindikasi sebagai penyebar informasi palsu. Internet dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kelompok, menyebarkan konten negatif,  menimbulkan keresahan dan saling curigai di tengah masyarakat. 

Sebagaimana diketahui, hoax merupakan informasi sesat dan berbahaya, dapat menyesatkan persepsi masyarakat, karena informasi yang disampaikan palsu, jauh dari kebenaran. Hoax yang dikemas dengan apik, mampu memengaruhi persepsi dan pikiran. Bahkan memecah belah dan mengadu domba. 

Lynda Walsh dalam buku berjudul Sins Against Science, mengatakan istilah hoax atau kabar bohong, merupakan istilah bahasa Inggris yang masuk sejak era industri, diperkirakan pertama kali muncul pada 1808.  Namun, Alexander Boese dalam bukunya, Museum of Hoaxes, mencatat hoax pertama yang dipublikasikan adalah almanak atau penanggalan palsu,  dibuat Isaac Bickerstaff alias Jonathan Swift pada 1709.

Walau tidak mampu memverifikasi, sederhana cara menyaringnya, kalau isinya mengadu domba, apalagi soal politik, “jangan lakas ditaguk.

Tidak ada komentar: