Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Prof Mahfud MD Sampaikan Pidato Kunci Halaqah Ulams Nasional, di Pesantren Sunan Drajad, Jawa Timur


Suarabamega25.com, Lamongan- Menkopolhukam RI, Prof. Dr. H Mahfud ,MD memberikan pidato kunci pada Halaqoh Ulama Nasional, Rabithah Maahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Desa Banjarwati, Paciran Lamongan,, Jawa Timur, Rabu siang (12/7).

Acara yang berlangsung dari 11-13 Juli ini juga dirangkai dengan Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional tahun 2023. 

Ketum PBNU, Dr (HC) KH Yahya Cholil Staquf, H. Saifullah Yusuf ( Sekjen), para pengurus dan tokoh NU seperti KH Masdar Farid Mas’udi, Ulil Absar Abdallah (Lakspedam) dan lain-lain hadir di forum ini bersama tuan rumah pimpinan Ponpes Sunan Drajad, KH. Prof. Dr. Abdul Ghofur.

Acara yang dihadiri utusan pondok pesantren NU dari seluruh Indonesia ini berlangsung meriah dengan mengusung tema “Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning.”

Menkopolhukam berbicara tentang keberadaan pesantren, dan bagaimana santri serta umat Islam memandang negara.

“Umat Islam dulu memang dipandang sebelah mata, lembaga pendidikannnya dianggap kelas dua atau kelas tiga, tapi kini umat Islam telah mengalami mobilitas sosial naik,” kata Prof Mahfud, MD

“Institusi pendidikan Islam sekarang sdh sangat maju. Kita sudah punya 27 Universitas Islam Negeri (UIN) yang hebat-hebat, sejajar dan tidak kalah dengan kampus-kampus negeri mentereng. Pemerintah juga sudah menerbitkan UU Pesantren untuk mendorong kemajuan pesantren dan pendidikan Islam,” tambah Menkopolhukam.

“Karena itu, pesantren harus bisa melahirkan sarjana hukum, sarjana ekonomi, sarjana teknik, dan dokter yang hebat-hebat. Pesantren tidak boleh melahirkan teroris. Jangan konfrontatif terhadap negara karena menganggap pemerintah bukan Islam,” terangnya.

Prof Mahfud dalam kesempatan itu mengajak pesantren untuk tidak menjauhkan diri dari pemerintah, karena pesantren dan santri adalah bagian dari pemerintah. 

“Mari menjadi warga dari sebuah negara yang inklusif dan kosmoplit, bersatu dlm keberbedaan, dan bersama-sama memajukan bangsa dan negara ini,” pungkas (red)

Tidak ada komentar: