Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Bumi Mereparasi Diri Secara Alami


Suarabamega25. com - Ketika manusia menciptakan teknik rekayasa (enginering) dalam dalam segala lini, termasuk rekayasa akan/bumi akibat cuaca global.

Ada banyak hal, dalam melahirkan proses memperbarui alam. Manusia menggunakan berbagai dcar dengan ilmu dan pengetahuan agar ekologi semesta (lingkungan alam) ini tetap ramah, aman, bersih,  sehat dan tentu buahnya adalah mensejahterakan semua.

alKisah pada sebuah perusahaan di luar negeri yang bertanggung jawab dengan kerusakan akibat pencemaran.Akhirnya dalam lahan itu dibiarkan selama hampir atas 2 tahun. Di tahun ke 3 sampai ke 4 sudah mulai ada perubahan dari suatu daerah yang tercemar akut untuk mulai mereperasi diri dengan proses yang alami juga.

Lain soal bagi tanah yang gerbang, umpan bukit yang tidak punya cadangan bahkan pasokan air, seorang petani gunung di Wonosari Gunung Kidul menanam banyak tu.buhan di gunung ya v gerbang saat musim hujan. Dalam tiga tahun, bukit merapi Purba itu sudah ada mata air dan ikan bahkan bisa dipelihara di antara selokan air, yang mana air adalah sumber kebutuhan kehidupan mulai untuk minum, masak, mandi , mencuci, mengirim tanaman buah serta makanan pokok. Tentu semua butuh upaya, agar menabung bekal hari esok itu dimulai dari hal-hal yang remeh dan kita harus arif serta bersahabat dengan alam secara sewajarnya.Jangan overdosis  dalam mengeksploitasi dan memanfaatkan alam semesta ini secara boros serta serampangan dus berlebih-lebihan.

Untuk menciptakan suasana semacam demikian ditengah ujung dari debu , limbah  dan polusi kapitalisasi industri tiada lain harus merecovery, memperbaiki, merawat dan membangun kembali puing peradaban ini dan mengadopsi secara cepat (akselarasi) dengan tanpa kehilangan nilai dan kultur budaya setempat (local wisdom) dari arah tiap detak dan denyut proyek pembangunan.

Sustainable development (pembangunan) berkelanjutan tentu sudah makan korban di mana-mana. Ketika menabur harapan dari cengkraman dampak pandemi, bersambung konflik antar bangsa dan alam pun sudah di ambang batas pencemaran udara, air dan  tanah.Ketika urban society berebut lahan di perkotaan menjadi jenuh, pilihannya tentu bagi penduduk di berbagai dunia tengah mencari lahan yang subur, bahan pangan tersedia, air mencukupi, udara sehat dan ketersediaan  energi menjadi syarat pokok proses migrasi dari sebuah ekosistem yang siklikal telah minus, mencoba bergerak (tidak sekedar survive) dan adaptif namun muncul peradaban baru dengan kemajuan dan penemuan serta kreatifitas dari warga (civil creatifity) dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Proses ini akan berlangsung alami, karena masyarakat juga belajar menyesuaikan diri. Kelompok menengah berbareng bergerak dengan wilayah pinggiran (economic perifery society) dari kalangan informal akan menumbuhkan semangat baru.Tentu semua bergerak cepat, siapa sih yang mau bergupak hanya di lahan yang sama? Hanya kerbau dung saja yang berkubang lumpur, saban harinya. (***) Aji Setiawan Simpedes BRI 372001029009535

[26/10 10.56] Aji Setiawan 2: Tradisi Manakiban Syekh Abdul Qadir Al Jilani Malam Sewalasan

Penas- Hari Rabu, 25 Oktober 2023 bertepatan 10 Rabiul Akhir (malem sewelasan) 1445 H pembacaan manakib dan Jaul Syekh Abdul Qadir al Jilani RA digelar di berbagai tempat berbarengan saat ini juga digelar besar-besaran oleh  Majlis Dzikir Maulidurrasul Nabi Muhammad Saw Serta Haul Hadratus Syaikh Romo Kyai H. Muhammad Utsman Al Ishaqi RA.Bertempat di Pondok Pesantren Darul Ubudiyyah Raudlatul Muta'allimin Jatipurwo Surabaya, Jawa Timur.

Di berbagai pelosok juga digelar di Mushola atau Pondok Pesantren. Tradisi rutin ini juga di gelar oleh Mushola Darul Mukhlisin, Desa Cipawon , Kec Bukateja Purbalingga bada Isya dengan pembacaan Al Aqidatul Awwam berjamaah, bersambung dengan kajian kitab tentang Sholat Masbuk oleh Ustadz Abidin dan dipungkasi dengan pembacaan Manakib Syekh Abdul Qadir Jilani. 

Acara malem sewelasan di desa Cipawon digelar hampir ditiap mushola dan sudah menjadi tradisi rutin tiap tanggal 10 kalender(malem sewrlasan) bulan Hijriyyah. Selepas acara jamaah dijamu dengan makan bersama. ( Aji S)

Tidak ada komentar: