Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Politik,"Masak Dikarbit"Oleh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com - Dalam politik, perlu pemimpin muda. Walau muda, harus pula dibekali pengetahuan dan pengalaman. Tidak tiba-tiba jadi, tanpa pernah berproses dan hidup dalam berbagai dinamika organisasi. Karena untuk dapat mengatur warga, perlu pemimpin sesunguhnya yang mumpuni.

Bila belum layak menduduki jabatan tertentu, kapasitas dan pengalamannya belum mumpuni, belum teruji, bahkan belum mampu, lalu dipaksakan, kebudayaan Banjar menyindirnya dengan ungkapan, masak dikarbit.

Karbit, bahan senyawa kimia, digunakan untuk proses las karbit. Asetilen yang dihasilkan, dibakar untuk memperoleh panas dalam pengelasan. 

Bisa juga dipakai untuk mempercepat proses pematangan buah. Pada tangkai buah yang dipotong, dioles karbit, sehingga proses matangnya lebih cepat, padahal rasa buah yang dikarbit tidak nyaman, kurang segar.

Fungsi karbit untuk mempercepat proses pematangan, dipinjam menjadi paribasa. Menyindir  proses karbit pada seseorang yang dipaksa menduduki jabatan, padahal belum mampu. 

Akibatnya, tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana diharapkan. Hanya menjadi boneka pajangan, tidak bisa menjalankan fungsi sesuai jabatannya. Sama seperti buah yang dikarbit, sekalipun matang dengan cepat, tapi tidak nyaman, pahit, akhirnya tidak dianggap.

Jangan memaksakan diri, begitulah pesan dari ungkapan ini. Sebaiknya berproses secara alami, agar menjadi manusia yang matang lahir dan bathin. Jangan karena memiiki kekuasaan, lalu sesuka hati menempatkan seseorang untuk jabatan tertentu, padahal tidak mampu, berpotensi merugikan orang banyak.

Sekarang, banyak praktik karbit. Karena orang tuanya ketua partai atau penguasa, semua anak, ponakan, cucu, jadi peserta pemilu, kemudian menduduki jabatan tinggi di legislatif dan eksekutif.  

Mentang-mentang berkuasa, sesukanya mengarbit yang masih hijau – bau kencur – anak piak. Sangat kasihan, karena sama sekali tidak mampu menjalankan tugas. 

Yang dibutuhkan bangsa ini, bukan pemimpin kaleng-kaleng, abal-abal. Tapi pemimpin tangguh, sarat pengetahuan dan pengalaman. Bukan yang masak dikarbit. 

Tidak ada komentar: