Pedakwah Tangguh LDNU Telah Berpulang
Suarabamega25.com, Jakarta - Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. KH Nuril Huda, salah satu pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), wafat pada Rabu pagi (20/12/2023).
Melalui pesan keluarga mengabarkan bahwa jenazah disemayamkan di rumah duka di Kemang Pratama Regency, Jalan Pirus Blok F25, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pesan bela sungkawa juga datang dari DPP PPP melalui twitter resmi, Rabu (20/12) menyampaikan, "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un
Kami turut berduka atas meninggalnya beliau
Semoga beliau Husnul Khotimah dan ditempatkan di Surganya Allah SWT. Aamien."
KH Nuril Huda adalah sosok mubaligh dan pedakwah yang tangguh. Lahir di Jawa Timur 17 Agustus 1938. Merupakan putea kelima dari 12 bersaudara pasangan KH Moh Shoib dam Hj Khotijah.
Selepas kelas II Sekolah Rakyat ( SR) ia mondok di Ponpes Langitan (Tuban, Jawa Timur) yang saat itu diasuh KH Abdul Hadi Zahid dari ibtidaiyah sampai Tsanawiyah.
Tahun 1955 saat usia 17 tahun ia mendirikan MWCNU Kec Sugiyo (Lamongan) sebagai Ketua Tanfidziyah. Tahun 1955 ia melanjutkan pendidikan pada KH Soleh di Tuban sampai tingkat Aliyah. Tahun 1958 ia kuliah di Fakuktas Syariah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta dan mondik di Ponpes Mangkuyudan-Surakarta. Ia adalah satu dari 13 mahasiswa yang turut mendirikan organisasi mahasiswa NU (Chalid Mawardi, Said Budairi, Mahbub Junaidi dll).
Ia menikah dengan Tuti Q Durrati putri KH Mudatsir Na'im (mursyid Thariqah Naqsabandiyah , Madiun). Tahun 1966 ia menjadi pegawai Departemen Agama Lampung dari 1968-1982 (atas rekomendasi Dr KH Idham Chalid).
Tahun 1982 bergabung dalam seksi Tamadun Depag RI dan juga Lembaga Dakwah NU (LDNU).
Pada Mukamar Cipasung, ia menjabat sbg Wakil Ketua LDNU dan Tahun 1999 ia menjadi Ketua LDNU menggantikan KH Sulam Syamsun. Pada Muktamar NU di Boyolali ia kembali berhidmah di sebagai Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2004-2010. Pengangkatannya dilakukan berdasarkan berdasarkan SK. PBNU nomor 028/A.II.03,e/5/2005.
“Mengenai KH Nuril Huda, beliau ketika pulang ke Lamongan selalu berpesan kepada kami selaku kader muda Nahdlatul ulama’ untuk serta merta memberikan gagasan pemikiran bahkan tenaganya untuk kemaslahatan umat melalui NU dan PMII”, cerita dari sahabat Syamsuddin (Alumni Ketua PC PMII Lamongan) ketika menemui beliau.
Banyak kader-kader muda NU yang mengagumi beliau, dengan umur yang tidak muda lagi beliau masih ingin berkumpul serta menghadiri kegiatan anak-anak PMII. Hal tersebut diceritakan oleh Syamsuddin Ketika ia sekadar berpamitan untuk melaksanakan kegiatan kaderisasi di tingkatan cabang melalui panggilan telepon, beliau langsung mengatakan untuk hadir di agenda tersebut, padahal jarak rumah beliau di Bekasi ke Lamongan ditempuh sekitar 8-9 jam.
Ini merupakan suatu contoh tauladan bagi kader muda NU dan kader-kader PMII yang masih aktif di organisasi untuk bisa meneladani ghiroh perjuangan beliau, apalagi beliau merupakan putra kelahiran Lamongan yang harus menjadi panutan bagi kader PMII dari semua tingkatan.
Di masa tahun 2002 ia bersama Dr Tarmizi Taher (mantan Menag RI) dan mubaligh negara lain membentuk Centre for Modern Moslem (CMM).
Ia wafat meninggalkan 8 anak (6 putra , 2 putri ).
Jenazah dikebumikan di Lamongan, Jawa Timur, tepatnya di Pondok Pesantren Darul Ulum, Medali, Sugio Kab. Lamongan, Jawa Timur. Diberangkatkan dari rumah duka Pukul 16.00 WIB.
Selamat jalan Kiai..( Aji)
Tidak ada komentar: