Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Prof Dr Didik J Rachbini: Jangan Kelola APBN Secara Ugal-ugalan


Suarabamega25.com, Jakarta -  Rektor Universitas Paramadina Prof Dr Didik J Rachbini mengatakan Anggaran APBN dewasa ini telah dikelola secara ugal-ugalan. Padahal anggaran adalah sesuatu hal yang amat penting dalam perekonomian nasional, dia juga cermin dari birokrasi dan politik kita. Dan APBN adalah gambaran dari ekonomi nasional yang sehat atau tidak. Sebagai rencana keuangan, kesehatan APBN juga akan menentukan kesehatan dari ekonomi.

Hal itu disampaikan dalam Evaluasi Akhir Tahun, Bidang Ekonomi, Politik dan Hukum di Universitas Paramadina Jakarta, Kamis, 14 Desember 2023

Aspek yang rapuh dari APBN salah satunya lanjut Didik, adalah utang yang menggunung dan terus diwariskan oleh pemerintahan sekarang. Dalam evaluasi ekonomi politik APBN menjadi fokus karena APBN adalah cermin kebijakanı, perilaku politik dan bandit-banditnya. APBN bisa dipakai secara legal tetapi curang untuk alat politik, Pilpres dan pileg dll.

“Presiden ke depan hendaknya jangan meniru pengelolaan anggaran seperti sekarang,” tandas Didik

Didik Rachbini menyebutkan sejak 2019 utang baru sejumlah 492,55 (penarikan utang dengan pengeluaran obligasi setiap tahun), beda dengan zaman Presiden SBY di mana penarikan utang/obligasi hanya 50 triliun tiap tahun. Utang digunakan untuk menutup defisit atau menambah anggaran yang dinamakan politik ekspansif dalam ekonomi.

Tapi kata Didik, di Indonesia menjadi politik korupsi karena digunakan secara ugal-ugalan dan dipakai macam-macam yang tidak jelas dampaknya pada pertumbuhan ekonomi. Pada 2020 di masa covid 19, dalam satu tahun APBN membuat utang/menerbitkan obligasi sebesar 1686,22 triliun, justru pada saat covid tersebutlah politik bandit berjalan. Ternyata tidak semua dana. tersebut digunakan untuk anggaran, sebagian digunakan untuk membaya pokok utang. sehingga sampai kiamat Indonesia akan selalu mengambil utang di atas 1.000 triliun setiap tahun, atau bahkan lebih, jika tidak ada perubahan radikal.

Dia mengemukakan dalam bidang politik, paska reformasi sebenarnya praktik demokasi yang dijalankan dengan baik akan menjadi dasar fondasi bagi ekonomi uang baik. Namun, kemunduan demokrasi hampir satu dekade terakhir merupakan kendala bagi investasi yang akan masuk. ( Aji)

Tidak ada komentar: