Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Soto Sampai Sroto


Suarabamega25.com - Orang jawa bilang, kromo alusnya makan ya dhahar atau nedi. But anything some wrong in my country, saking kasarnya bilang makan , kata makan berubah jadi badhog. Ada yang lebih kasar lagi, jelag atau nguntal. Dalam terminologi jawa, kata makan mempunyai kasta kasta kata tersendiri. Untuk kasta inggil, ya dhahar tadi, tapi untuk kasta rendahan , kata makan bisa berubah jadi badhog atau jelag.

Memang benar , kata dhahar, nedi, jelag, badhog berarti aktivitas kerja sedang makan. Sebuah pekerjaan yang tiap hari dilakukan. Kata badhog , di daerah saya sering dikatakan oleh para pekerja kasar, kuli dan kelas rendahan, bahasanya para petani, buruh, pekerja pinggiran marjinal.

Tapi agak nyeleh juga, di Kab Purbalingga muncul Pusat Badhog an, yang kurang lebihnya artinya pusat makanan. Itu lho yang terletak di jembatan menuju Kaligondang dekat Kodim Bancar. Di sana ada sroto Bancar bu Hj Misdar yang terletak di utara Pengadilan Negeri,--lebih terkenalnya Sroto Pengadilan--.

Sroto Bancar (Sroto Masdar) tentu berbeda dengan Soto Sokaraja. Kalau Sroto Bancar terletak di kawasa Bancar, Purbalingga. Lain lagi sroto Sokaraja, terletak di kawasan Sokaraja Banyumas. Sama -sama sroto, hanya berbeda tempat saja.

Sroto adalah soto dengan ketupat putih sebagai pengganti nasi, dan dengan ciri khas saus kacang.  Saus kacang ini sebenarnya adalah sambal, tetapi biasanya tidak terlalu pedas, sehingga wajar bila disebut sebagai saus kacang, karena penggunaan yang “generous”. Bisa dikatakan saus kacang adalah esensi dan pembeda soto Sokaraja dibandingkan soto dari daerah lain, di samping penggunaan ketupat.

Soto Bancar yang terletak di kawasan Bancar tentu menggugah selera, selain harganya yang pas, juga sangat mengenyangkan bagi ahli badhog.

Ada lagi soto unik, di Kab Purbalingga, soto So Bojong. Soto di sini sama sama soto, cuma ada tambahan daun So daun Mlinjo rebus, yang menambah selera. Rasa daun So Mlinjo yang muda lembut, karena lama direbus, menambah nikmat dan tentu saja memanjakan lidah anda.

Ndak enak rasanya, Soto Purbalingga Jawa Tengah ini kalau disandingkan dengan Soto atau Sroto yang jauh lebih lama muncul di kawasan kars Banyumas, yakni Soto Sokaraja. Kurang lebih 16 kilometer ke arah barat Purwokerto atau 10 kilometer arah timur kota Purwokerto, di sepanjang jalan Sokaraja, di situlah berdiri warung-warung Soto Sokaraja.

Sesuai namanya, khas Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meskipun demikian rata-rata soto di kabupaten Banyumas memang berkiblat pada soto sokaraja, yaitu ciri khas saus kacang. Di sepanjang jalan raya utama Sokaraja, berderet penjual soto Sokaraja, seperti Soto Kecik dan Soto Lama yang terkenal (H Muradi).

Mari kita lihat lokasi penjual soto lainnya yaitu soto Sutri.  Terletak di gang sempit (bukan jalan utama), bila 2 mobil berpapasan maka biasanya salah satu berhenti dahulu, jadi anda bisa membayangkan sempitnya gang / jalan.  Soto Sutri buka sekitar jam 9-an pagi dan biasanya habis jam 2 siang.

Cara membuatnya :

Hampir setiap desa di penjuru Purbalingga tersedia kuliner ini. Cara membuatnya mudah sekali. Sediakan bahan bahan sebagai berikut:

1 ruas kunyit. Kunyit satu jari dikupas, goreng dengan 5 siung bawang putih, 5 bijih kemiri hingga harum. Haluakan bersama 10 biji merica (bisa diganti merica bubuk) secukupnya dan setengah biji pala.

Bumbu di rebus bareng daging ayam /sapi masukan  pula geprekan serai rebus 1 jam di atas tungku dari kayu bakar untuk ukuran 10 gelas air. Daun salam dan garam dimasukan terakhir. 

Bila ada ingin tambahan  bumbu bisa ketimbang, cengkih, lengkap, kayu manis, kapulaga secukupnya.

Rebus tersendiri toge atau kecambah kacang hijau. Tiriskan. Mie bihun putih siram dengan air panas, tiriskan. Tumbuk kacang tanah goreng hingga halus. Goreng kerupuk merah putih atau mireng(sejenis kerupuk lonjong warna kuning) kemudian remas-remas.

Cara menyajikan:

Potongan ketupat atau lontong atau nasi masukan separuh mangkuk. Masukan juga mie, kecambah dan potongan daun bawang (muncang). Taburi garam dikit. Masukan juga suwiran daging sapi/atau ayam seperempat mangkuk.

Bumbu kacang tumbuk disiram dengan air panas, kental seperti bumbu pecel. Diamkan selama 10 menit. Baru siram kuah daging berbumbu ke dalam semua bahan sroto di mangkuk. Tuang juga kecap secukupnya.

Siram dengan kuah di atas mangkuk sembari ditaburi bawang merah goreng dan remasan kerupuk. Begitu cara sederhana membuat Sroto khas desa. (Aji)

Tidak ada komentar: