Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

KADER YANG TIDAK DIANGGAP? Oleh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com - Idealnya yang diusung oleh Partai Politik untuk maju Pilkada adalah kader partai sendiri, terutama kader senior, seorang paling “berkarat” di partai politik. Semakin lama seseorang bergelut di suatu partai, semakin memiliki hak dicalonkan, karena sangat paham paling mengerti idiologi partai dan tentu dianggap sangat setia.

Kecuali tidak ada kader yang mencalonkan diri, atau kadernya masih mentah, semata hanya memiliki kartu anggota, tidak banyak mengalami dinamika perjuangan partai, sehingga tidak cukup handal bertarung dalam Pilkada, barulah mencari kader lain untuk diusung, dengan syarat dibangun komitmen agar bersedia mewakili kepentingan partai.

Parameter tiap partai politik tentu saja berbeda-beda. Ada banyak pertimbangan dan kepentingan dalam mengusung seorang calon. Namun tidak dapat dipungkiri, kepentingan utama yang sekarang paling menjadi pertimbangan adalah logistik. 

Setidaknya ada 3 pihak yang berpelung diusung maju Pilkada, pertama, seseorang yang memiliki kemampuan logistik – dengan itu punya kemandirian pendanaan. Kedua, memiliki akses dan jaringan sumber-sumber logistik. Ketiga, mau patuh dan tunduk pada tuan pemilik logistik. Yang ketiga ini besar kemungkinan pada akhirnya hanyalah boneka yang dimanfaatkan untuk kepentingan pemilik logistik.

Ketiganya memberikan gambaran bahwa logistik hal utama, karena proses politik sekarang ini sudah begitu rakus, mata duitan, tidak memberi tempat yang pantas bagi yang sekedar mengandalkan kapasitas, popularitas atau pun elektabilitas. 

Latas bagaimana kalau ada kader yang logistiknya kuat, elektabilitas tinggi, popularitasnya tidak diragukan, serta kapasitas dengan segala pengalamannya cukup handal, tapi tetap tidak dicalonkan? 

Bahkan yang bersangkutan sudah berjuang, berkiprah dan menunjukkan kesetiaan serta dedikasi begitu lama, hingga turun temurun. Apakah dapat dikatakan kader tersebut tidak dianggap? Kalau tidak dianggap, apa yang mesti dilakukan, mundur saja atau harus berlawan bersama partai lain? (nm)

Tidak ada komentar: