Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Haul ke 80 Habib Muhammad bin Ali bin Hasan bin Thoha bin Yahya.


Suarabamega25.com, Tengarong - Pada Jumat (27/9) digelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW & Haul Akbar ke 80 Al Habib Muhammad Bin Yahya Bin Ali Bin Hasan Bin Thoha (Gelar Pangeran Noto Igomo) beserta Para Sultan Kutai Kartanegara dari  20.00 WITA-selesai.

Acara puncak, hari kedua 28 September 2024 dimulai 07.30 WITA di Aula Makam Kelambu Kuning Jl. Alimuddin Tenggarong.

Setiap masa sejarah Kesultanan yang ada di Indonesia, tentu tidak terpisahkan dengan peran ulama yang begitu besar. Itu pula yang dilakukan oleh Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Kerajaan tertua di Nusantara itu telah menempatkan ulama sebagai mufti guna memberikan nasihat dan masukan kepada Sultan Kutai setelah masuknya Islam di lingkungan kerajaan.

Salah satu mufti Kesultanan Kutai yang masyhur ialah Habib Muhammad bin Ali bin Hasan bin Thoha bin Yahya yang kemudian diberi gelar Pangeran Noto Igomo.

Pangeran Noto Igomo diberikan tugas sebagai mufti di masa kekuasaan Aji Sultan Alimuddin (1899-1910) yang juga merupakan Raja Kutai Kartanegara ke-17. Habib Muhammad bin Yahya lahir pada tahun 1260 Hijriyah (1844 Masehi) di Al-Masilah, sebuah desa kecil di Hadramaut. Muhammad berasal dari keluarga Alawiyyin bermarga Aal bin Yahya, ayahnya bernama Sayyid Ali bin Hasan bin Thaha bin Yahya (w. 1875), sementara ibunya merupakan seorang Syarifah dari keluarga bin Thahir.

Salah satu peran penting beliau, saat itu Habib Muhammad bin Ali Bin Yahya berusia 33 tahun. Sesampainya ia di kawasan Tenggarong ternyata masyarakat sekitar telah mendengar kabar tersebut. Ia pun kemudian diminta oleh Sultan Kutai Kartanegara saat itu, Sultan Aji Alimuddin untuk mengobati putrinya yang sedang sakit.

Atas izin Allah sang putri kemudian sembuh, rasa syukur dan terima kasih tersebut diungkapkan Sultan Aji Alimuddin dengan menikahkan Habib Muhammad bin Ali bin Yahya dengan putrinya, Aji Aisyah.

Sultan Aji Alimuddin pun memberi jabatan kepercayaan kepada Habib Muhammad bin Ali bin Yahya sebagai penghulu dan mufti kesultanan yang bergelar Raden Syarief Pangeran Noto Igomo.

Selama aktif sebagai mufti, selain itu ia juga aktif mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat Kutai, dari ilmu syariat sampai ilmu tasawuf. Semasa hidupnya beliau curahkan segenap kemampuannya untuk kemaslahatan umatdan masyarakat di Kerajaan Kutai dan sekitarnya.

Pada 26 Rabi'ul awwal 1366 H atau bertepatan dengan 17 Februari 1947 masehi Habib Muhammad bin Ali bin Yahya meninggal dunia dalam usia yang cukup lanjut 103 tahun.

Jasadnya dimakamkan di Pekuburan Jalan Gunung Gandek Tenggarong yang juga dikenal dengan Komplek Pemakaman Kelambu Kuning.

Makam Habib Muhammad bin Ali Bin Yahya berada dalam satu ruangan dengan istrinya, disamping ruangan Habib Muhammad bin Ali Bin Yahya Pangeran Noto Igomo terdapat ruangan yang sama besarnya disanalah dimakamkan Sultan Aji Muhammad Alimuddin Sultan Kutai. (Aji)

Tidak ada komentar: