Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Kisah Habib Kuncung , Kalibata Wali Penuh Karomah


Suarabamega25.com - Kubah makam Habib Kuncung berbentuk bangunan berukuran 6x12 meter berwarna hijau yang dikelilingi ratusan nisan. 

Puluhan peziarah terpantau hilir mudik sejak pagi hingga siang di komplek makam Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau lebih akrab disapa Habib Kuncung di Jalan Rawajati Timur II, Pancoran, Jakarta Selatan.

Komplek makam Habib Kuncung bersebelahan dengan Masjid Jami At-Taubah yang merupakan masjid tertua di Kalibata dengan usia kurang lebih satu abad.

Gapura bertuliskan 'Kramat Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) dan Makam Keluarga Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad,' menjadi tanda pemisah antara dua bangunan tua itu.

Tak jauh dari gapura, beberapa pedagang aksesoris Muslim tampak menjajakan dagangannya. Mulai dari peci hingga poster Habib Kuncung.

Komplek makam Habib Kuncung terbentang begitu luas. Ratusan makam berjirat keramik mengelilingi bangunan berwarna hijau yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Habib Kuncung. Bahkan, beberapa makam juga berada di selasar gubah itu.

Gubah tersebut berisi tujuh makam yakni Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau Habib Kuncung, Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad, Syarifah Fatmah binti Abdullah bin Haddad, dan Habib Abdurahman bin Syahab.

Kemudian ada Habib Abdullah bin Husein Syami Al-Attas, Habib Husain bin Ummar Al-Attas, dan Habib Thoha bin Muhammad bin Abdullah.

Satu di antaranya tertutup rapat oleh kelambu berwarna merah tua. Di balik kelambu itu bersemayam Habib Kuncung.

Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad atau dikenal Habib Kuncung merupakan salah satu wali Allah yang memiliki karomah. Sosoknya hingga kini masih dikenang dan kisah hidupnya menjadi pelajaran bagi umat Islam masa kini.

Habib Kuncung lahir di Qurhfa Hadramaut Tarim Yaman, 14 November 1838. Sejak kecil Habib Kuncung sudah ikut dalam kegiatan berdagang. Dengan berdagang Habib Kuncung bisa mengenal wilayah Asia Tenggara.

Semasa hidupnya, Habib Kuncung pernah menimba ilmu ke berbagai negara, seperti Belanda, Malaysia, hingga Singapura. Ia juga berguru ke para habib di Indonesia seperti kepada Habib Alwi al-Haddad (ayahnya), Habib Ali bin Husein al-Haddad, Habib Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi, dan Habib Abdullah bin Mukhsin al-Attas (Habib Keramat Empang Bogor).

 Usai belajar ilmu agama, beliau mendapat bisyarah atau petunjuk untuk hijrah ke Asia. Negara Asia yang disinggahi pertama kali adalah Singapura. Di sana beliau meninggalkan seluruh harta kekayaannya dan memutuskan kembali ke Yaman.

Setelahnya, Habib Kuncung hijrah ke Surabaya dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT Habib Kuncung mempersunting Syarifah Rogoan dan dikaruniai satu orang anak bernama Habib Muhamad.

Asal mula nama ‘Kuncung’ yang tersemat pada Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad ini lantaran ia memakai kopiah dari bangsawan Bugis pada zaman dulu. Kopiah tersebut berbentuk kerucut atau kuncung.

"Waktu zamannya itu, Kerajaan Bugis menggelari kopiah itu karena Beliau mempunyai karomah yang besar di kalangan Bangsawan Bugis ketika itu," kata Habib Husein in Muhammad al-Haddad yang merupakan keturunan ke-4 Habib Kuncung

Habib Kuncung termasuk orang yang memiliki khariqul a'dah atau orang yang memiliki kemampuan lebih di luar kebiasaan manusia umumnya. Dalam bahasa kewalian, Habib Kuncung kerap disebut sebagai ahli darkah. Ketika ada orang yang memerlukan bantuan, ia akan muncul tiba-tiba untuk membantu orang tersebut.

Karomah lain yang dimiliki oleh Habib Kuncung adalah mampu menembus ruang dan waktu. Mengutip Merdeka.com, Hasan bin Muhammad bin Abdullah al-Haddad mengungkap jika Habib Kuncung merupakan ulama yang memiliki sikap sulit ditebak.

Misalnya, Habib Kuncung pernah diajak ke Pekalongan tapi ia menolak. Namun, ketika rombongan tiba di Pekalongan ternyata Habib Kuncung sudah ada di sana.

“Hanya orang-orang tertentu bisa melihat karomah yang dimilikinya,” kata Hasan.

Habib Kuncung meninggal pada 1926 saat berusia 93 tahun. Makam Habib Kuncung terletak di di samping masjid di kawasan Kalibata, di Jalan Rawajati Timur II No. 69 RT 3 RW 8, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Makam Habib Kuncung hingga kini banyak diziarahi dari berbagai daerah. Di dekat makam terdapat gentong berisi air yang sering diminum oleh peziarah.

Haulnya tahun ini digelar pada 28 September 2024 di Gubah, Rawajati, Kalibata Jakarta Selatan.(Aji)

Tidak ada komentar: