Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Gairah Peta Persaingan E-Commerce dan Membaca Pertarungan Media Konvensional


Suarabamega25.com - Tiga tahun sudah Psndemi mencoba berlalu, badai global Climate dan resesi ekonomi membuat media massa cetak, elektronik, online , televisi mencoba bertahan habis-habisan, kebanyakan gulung tikar dan mereposisi diri dan setelah berubah bentuk mencoba bertahan.

Membaca pasar media konvensional, sebaiknya kita berkunjung dulu ke pasar digital di bulan Oktober 2024 ini. Dua perusahaan ­e-commerce, Tokopedia dan Shopee, bersaing berebut pasar di Indonesia. Keduanya memiliki pangsa pasar terbesar jika dilihat berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan per bulan. Berdasarkan data iPrice, Tokopedia berada di puncak dengan rata-rata trafik mencapai 158,1 juta kunjungan per bulan selama kuartal III-2021. Angka tersebut naik 7% dari kuartal sebelumnya sebanyak 147,8 juta kunjungan. Sementara Shopee memiliki rata-rata trafik sebesar 134,4 juta kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut naik 5,8% dari kuartal II-2021 yang sebanyak 127 juta kunjungan. Lalu posisi ketiga ditempati Bukalapak. E-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky ini memiliki 30,1 juta kunjungan pada kuartal III 2021, naik 2,3% dari kuartal sebelumnya. Lazada menyusul dengan 27,95 juta kunjungan. Angka ini naik 1% dari kuartal sebelumnya yang sebanyak 27,7 juta kunjungan. Indonesia merupakan pasar terbesar ekonomi digital di Asia Tenggara. Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan, total nilai penjualan atau gross merchandise value (GMV) Indonesia mencapai US$ 70 miliar pada 2021. Proyeksi GMV ini kembali meningkat menjadi US$ 146 miliar pada 2025.  Kenaikan proyeksi tersebut didukung oleh tingkat penjualan e-commerce yang US$ 53 miliar pada 2021, dan diperkirakan meningkat menjadi US$ 104 miliar pada 2025. Riset bertajuk “e-Conomy SEA 2021: Roaring 20s: The SEA Digital Decade" tersebut menyebutkan, hal ini didorong oleh penjual digital semakin melek teknologi. Sebanyak 28% pedagang online di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan bertahan selama pandemi jika bukan karena platform digital. “Rata-rata pedagang online menggunakan dua platform digital untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara online,” tulis laporan tersebut (katadata.com).

Media bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan platform pasar digital untuk mempermudah dan mempercepat penjualan. 

Saat ini persaingan media massa pada era digital kini kian sengit. Media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik, dan online saat era digital berlamgsung sangat ketat dan saling menampilkan informasi teraktual dan mendalam untuk menarik perhatian publik.

 

Sebab itu, muncul anggapan persaingan itu akan mematikan media cetak. Karena gencarnya pemberitaan media online dan elektronik. Dulu ditutupnya koran Tempo Interakif (Koran Tempo Edisi Cetak) pada Februari 2021.

Bahkan dari Tahun 2021, Industri media baik cetak, televisi, radio dan online , berubah datang, hilang dan tumbuh silih berganti. Media apa pun mencoba bertahan di tengah derasnya dan cepatnya laju informasi saling bersaing secara sehat dan sportif untuk menyajikan informasi (news) terbarukan. Ini  membuat media-media baru kembali bergairah, muncul Majalah Forum, Koran Tempo kembali terbit. Dan beberapa media besar juga Terbit online, di tengah melonjaknya harga kertas. Dahulu , media mencoba mensiasati bertahan di tengah ketidakterjangkauan harga kertas, dengan memilih jenis kertas yang lebih murah yakni kertas koran berwarna (murah dan kualitasnya bagus) sembari menunggu normalnya harga kertas. Kecuali mereka yang memilih di kelas media online saja, tidak berfikir harga kertas seperti Republika, Detik,  Kapanlagi, dll. Media cetak dan online sebenarnya akan saling bersinergi dan tak akan mematikan karena keduanya memiliki konsep pemberitaan yang berbeda.

Media online menyampaikan berita secara cepat dan singkat. Sedangkan, koran atau surat kabar menyampaikan berita yang lebih kontekstual untuk pembacanya. Contohnya ketika terjadi sebuah peristiwa. Media cetak akan mencoba menyampaikan secara perinci. Mulai dari awal kejadian, penyebab, hingga langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi peristiwa itu.

Tak Hilang oleh Zaman

Dengan demikian ketika mendapatkan informasi sebuah peristiwa melalui media online. Untuk info yang lebih mendalam, orang tetap membaca koran. Media cetak semestinya selalu optimistis, koran atau media cetak tetap sangat dibutuhkan pembaca dan tak akan pernah hilang oleh zaman. Apalagi, bila media cetak itu mempunyai segmentasi khusus.

Karenanya media cetak sebaiknya menyasar kalangan pembisnis atau sektor roda ekonomi  masyarakat. Dengan segmentasi seperti itu, media cetak tersebut akan terus dinantikan masyarakat. Karena mereka akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang sebuah peristiwa kehidupan. Memetakan problema masalah dan menemukan solusi serta jawaban.

Untuk menghadapi ketatnya persaingan media. Media cetak dan online harus saling bersinergi pada era milenial ini. Paling tidak media saat ini, terutama perusahaan penerbit surat kabar tak bisa hanya mengandalkan satu media. Misal, hanya koran atau sebatas pada media online. Karena ketatnya persaongan baik harus tampil di media cetak dan media online, harus kedua-duanya. Boleh juga menggabungkannya dengan elektronik.

 

 

Berita online akan menyampaikan informasi yang bersifat breaking news dan untuk finishing akan disampaikan melalui media cetak.

Tantangan lain media cetak dan online adalah lonjakan jumlah unit bisnis media. Terutama media online dan TV lokal. Soal media cetak mestinya tetap optimistis flatform media konvensional tersebut memiliki masa depan yang baik.

Sampai sekarang, peran media cetak belum tergantikan. Kedalaman dan ketajaman muatan pemberitaan media cetak tidak bisa tergantikan oleh media online.

Kepetingan Pebisnis dan Politikus

Pasca tumbangnya pemerintahan Orde Baru. Tantangan pers saat ini bukan lagi menghadapi rezim pemerintah. Melainkan kepentingan dari pebisnis dan politikus. Kesuksesan pers kerap diboncengi para politikus dan pengusaha.

Pers terancam kehilangan independensinya dan dipaksa menjadi partisan. Tapi media cetak jangan antipati politik. Karena politik adalah salah satu entitas sekaligus anggota komunitas dari media.

Persoalannya paling aktual media saat ini masih rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja media (wartawan) yang berbanding terbalik dengan euforia bisnis media di Tanah Air. Industri media semakin ramai, kantor-kantor berita berdiri megah. Tapi sayang, kehidupan para wartawannya menyedihkan.

Tentu sangat tidak manusiawi dan tidak habis pikir ketika mendapati ada wartawan yang digaji kurang dari Rp500 ribu per bulan bahkan 0 rupiah. Terutama mereka yang berada di daerah. Karena itu, muncul wartawan-wartawan ‘amplop’ yang suka memeras dan bekerja hanya demi uang.

Transisi pemerintahan yang saat  2024 dan sudah  terjadi masa transisi pemerintahan di Indonesia, banyak harapan ekonomi bertambah baik dan maju. Perubahan dan tantangan masa depan dihadapi dengan kesabaran dan ketegaran, sehingga kita teguh dan kuat menghadapi terpaan jaman yang semakin berat dan penuh tantangan.  Peran pers sangat dibutuhkan. Terutama, untuk menciptakan kebebasan masyarakat yang teratur, memberikan berbagai alternatif solusi atas kebuntuan dan probematika kebangsaan dan arah pembangunan. Intinya sigap dan cepat dalam merespon perubahan jaman.

Dengan pers berkualitas, masyarakat mendapatkan mutu pemberitaan yang terjamin. Karena itu, pers harus terus didukung untuk meningkatkan profesionalisme.

Dengan semakin berkualitasnya pers. Upaya membangun demokrasi yang berkeadilan sosial dalam suasana yang aman, tertib, dan damai bisa lebih mudah terlaksana. Pers adalah salah satu pilar penting dalam tegaknya demokrasi di negara kita. Apa yang diperjuangkan pers sama dengan prinsip negara, yakni demokrasi, rule of law dan social welfare.

Kemerdekaan berekspresi yang juga berarti kebebasan pers. Merupakan komitmen pertama yang ada di dalam UUD 1945. Bahkan menjadi kalimat pertama dalam pembukaan. Bertolak dari UUD tersebut, pers mempunyai peran kebangsaan yang tidaklah kecil.

Untuk mencerdaskan bangsa, seperti yang diamanatkan oleh konstitusi. Pers perlu didukung penuh perjuangan pers untuk menciptakan pers yang bebas, profesional, dan sejahtera. Bukan zamannya lagi pers diintervensi kepentingan penguasa atau pemilik modal. Pers berjuang untuk kecerdasan dan kemandirian masyarakat.

Pers mampu melahirkan pemimpin bangsa yang berdaya saing serta bermutu. Pers memiliki peran strategis melalui karya-karyanya. Dalam mendorong lahirnya pemimpin yang sering berjibaku dengan problem-problem masyarakat serta memberikan solusi secara sigap.Fokus pada garapan media, penuh integritas dan profesional saya kira trilogi berjuang pers tidak saja membumikan ideologi besar dari peran dan fungsi pers untuk menjawab tantangan dan perubahan aras besar narasi pembangunan dan tantangan kebangsaan.

Fungsi pers sebagai sarana informasi, sosial kontrol, hiburan, dan edukasi sangat mutlak. Insan pers konsisten menjalankan fungsinya dengan objektif. Hal itu menjadi jaminan untuk melahirkan pemimpin bangsa yang bervisi masa depan.

Pers sehat adalah pers yang dalam menjalankan profesinya menjunjung tinggi idealisme. Juga, pers sehat ditandai dengan industrinya yang sehat dan motivasi yang sehat pula.

Setiap elemen bangsa berharap kelahiran perusahaan media massa membawa semangat mengungkap kebenaran. Tak lupa pula soal kesejahteraan insan pers.[]

Penulis, mantan wartawan Jogja Pos , Majalah alKisah dan sekarang menulis di banyak media cetak dan media online.  

Tidak ada komentar: