Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Nyete Awal Tradisi Santri Sebagai Kopi Oles Pada Rokok


Suarabamega25.com, Penas - Céthé berarti ampas kopi dalam bahasa Jawa. Istilah cethe lebih populer di daerah Jawa Timur, khususnya daerah Tulungagung dan sekitarnya. 

Nyete. Di Ploso (Kediri) , di Banyumas dari tahun 80an , orang-orang dahulu mengoleskan kopi ke rokok agar lebih nikmat. Di Lasem (Rembang), era kemarin dan kurun belakangan berkembang memadukan olesan kopi dengan teknik melukis sebagaimana motif ukiran Jepara. Tetapi ini lukisan rokok yang terbuat dari kopi. Ya...nyete adalah teknik melukis kopi di rokok. Ampas kopi dicampur vanili kemudian dioleskan ke rokok. Rokoknya jadi tambah lama dan lebih harum

 Sementara itu, istilah lêlêt lebih populer di daerah Rembang dan sekitarnya untuk menyebut kegiatan yang sama. 

Sejarah kopi cethe muncul sekitar tahun 1980-an di antara para petani di Tulungangung, Jawa Timur. Para petani membuat lukisan-lukisan pada batang rokoknya setelah menikmati kopinya. Cethe juga dikaitkan dengan tradisi ngrawit, yakni membuat hiasan batik yang rumit dan indah. Lesem yang terkenal dengan tradisi batiknya juga mengenal tradisi membatik di media rokok ini.

Versi sejarah lain mengatakan kopi cethe sudah ada sejak 1930-an di Rembang dengan nama kopi sedulit.

Pemerintah Kabupaten Tulungangung pernah memecahkan Rekor MURI kegiatan membuat cethe terbanyak, yakni dengan 2.710 peserta.

Budaya

Kopi cethe tidak memiliki perbedaan mencolok dengan jenis kopi yang lain, perbedaannya terletak pada kekentalan racikan kopi dan lembutnya buliran pada kopi cete. Hal yang paling ikonik terletak pada cara menikmatinya, yakni dengan menggunakan ampas kopi untuk menggambar pada media rokok.

Kopi cethe umumnya direbus bersamaan dengan gula, tidak dituangkan langsung pada gelas. Teknik ini dikenal dengan sebutan kothok. Banyak penggemar kopi cethe adalah para perokok. Perokok-perokok ini menggunakan endapan kopi yang sedang dinikmati untuk membuat lukisan-lukisan.  di batang rokok mereka.Nyete, awal Tradisi Santri, setua kisah rokok dan kopi , sirijuth tholibien karya Syekh Ihsan Jampes (Kediri). Para santri sejak jelang imsak  , ampas kopi pasti menggulung di warung dekat pondok pesantren, terutama di Jawa Timur. Bahkan ada yang sampai satu tampah (nampan) ..isi kopi yang sudah dicampur vanili, untuk diolesi ke rokok. Maklum santri putra tidak kenal madat ganja atau hirup  Kokain. Nyete dengan kopi  semanger, ampasnya buat nyete tambah vanili, baunya jadi tambah harum.Apalagi harga panili murah, cukup 500 rupiah perbungkus.

Ampas kopinya yang paling lembut bisa jadi bahan nyete. (sumringah) . ( Aji)

Tidak ada komentar: