Tradisi Tahlilan ,Yasinan, 7 hari ,40 hari ,100 hari ,1000 hari
Suarabamega25.com, Purbalingga - Tahlilan adalah tradisi Islam yang dilakukan untuk mengenang dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Tradisi tahlilan biasanya dilakukan pada malam pertama setelah seseorang meninggal dunia dan pada malam-malam tertentu setelah itu, seperti pada hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke-1000 setelah kematian. Biasa disebut dengan istilah mitung ndino, matangpuluh, nyatus, dan nyewu.
Pada malam pertama, tahlilan biasanya dihadiri oleh keluarga dan tetangga yang berkumpul di rumah almarhum. Selama acara tahlilan, biasanya dibacakan doa-doa dan ayat-ayat Al-Quran untuk memohon ampun dan rahmat Allah SWT. Selain itu, tahlilan juga sering diisi dengan pembacaan sholawat dan dzikir untuk menguatkan iman dan mendekatkan diri pada Allah.
Pada hari ke-7 setelah kematian, tahlilan biasanya dilakukan kembali dengan tujuan untuk memberikan penghormatan terakhir dan memperkuat iman keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, tahlilan hari ke-7 juga dianggap sebagai hari yang penting dalam mempersiapkan almarhum untuk menghadap kepada Allah SWT.
Pada hari ke-40 setelah kematian, tahlilan biasanya dilakukan lagi untuk menandai berakhirnya masa berkabung yang dianggap sebagai waktu yang paling berat bagi keluarga yang ditinggalkan.
Pada hari ke-100 setelah kematian, tahlilan kembali dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir dan untuk mengenang almarhum. Pada hari ini, keluarga biasanya mengumpulkan orang-orang yang terkait dengan almarhum untuk melakukan tahlilan bersama-sama.
Sedangkan pada hari ke-1000 setelah kematian, tahlilan biasanya dilakukan oleh keturunan atau keluarga terdekat yang masih hidup sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan terhadap almarhum.
Di antara nyatus dan nyewu biasanya juga dilakukan tahlilan mendhak pisan dan mendhak pindho yakni peringatan setahun kematian dan dua tahun kematian. Untuk tahun berikutnya, memperingati kewafatan sering disebut haul.
Pada Kamis , seminggu yang lalu salah satu warga PPP, Desa Cipawon, alm Martaji , warga RT 03 RW 02 yang juga muadzin Mushola Nurul Dholam, Dusun Kembaran desa Cipawon meninggal. Warga pun sedari pagi langsung bertakziyah dan menshalatkan jenazah dengan imam sholat mayit (Qayim) Ustadz Ajid dan doa oleh Ustadz Abidin.
Jenazah alm di makamkan di TPU Pemakaman dusun Kembaran pada hari Kamis siang Selama 7 hari secara bergantian digelar Yasinan dan Tahlil secara bergantian terkadang Ustadz Jarimin sebagai badal, doa tahlil oleh Ustadz Syukron Sholihin, Ustadz Ajid. Acara yang digelar sedari bada Isya ini diikuti puluhan warga sekitar plus jamaah Majlis Muharomain rombongan pimpinan Ustadz Abidin.
Hari ini ,Rabu (6/7) akan digelar Maghriban bersama (sholat magrib berjamaah) dan çeramah singkat dari Ustadz Ajid (Sunnah Rohmat) dengan amalan. dengan bacaan ayat kursi , at Takasur 11x , Falaq, Annas Ahad 1 x dengan dikhususkan untuk almarhum dua rokaat dan doa oleh Ustadz Syukron. Lepas itu jamaah kembali dijamu makan bersama. ( Aji)
Tidak ada komentar: