Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Mengenal Seni Beladiri Kuntau Banjar

Suarabamega25.com


- Kuntau berasal dari seni bela diri asal Cina, kungfu. Pengucapannya kemudian bergeser menjadi kungtao.

Seni bela diri yang yang berkembang di Tanah Banjar kemudian dinamai kuntau. Nah, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), ada banyak perguruan kuntau.

Namun semuanya, dengan beragam alirannya, berasal dari sumber yang sama: Perguruan Jasa Datu di Kandangan.

Salah satu pengurus perguruan ini, Iwan menceritakan, kuntau awalnya diajarkan Guru Jambrah yang berasal dari Desa Bamban Kecamatan Angkinang HSS.

Pada masa mudanya, sekitar tahun 1930-an, Jambrah merantau ke luar Kalimantan untuk menimba ilmu bela diri.

"Setelah mengembara dan menimba ilmu bela diri dengan sejumlah guru asal Tiongkok di Sumatera, Guru Jambrah kembali ke Banua," tuturnya kepada Radar Banjarmasin.

Di HSS, murid generasi awalnya adalah Salum, Anci, Dali, Aini, Tutung, dan Ujal. Seiring waktu, keenam murid ini menyebarkan kuntau yang diajarkan Guru Jambrah.

Baru sekitar tahun 1984, salah seorang murid yang bernama Ruslan Faridi mencetus keinginan mendirikan perguruan kuntau di HSS.

"Kala itu diambil kesepakatan, perguruan kuntau diberi nama Jasa Datu. Yang diambil dari penggalan nama-nama Ja (Jambrah), S (Salum), A (Anci), D (Dali), A (Aini), T (Tutung), dan U (Ujal).

Perguruan Jasa Datu yang kini dipimpin H Abdussalam Basri sudah mengajari ribuan murid. "Tapi saat ini, sekitar 200 orang saja lagi yang masih aktif mengikuti latihan,” katanya.

Dalam kuntau, jurus yang diajarkan disebut bunga. Khusus di Jasa Datu ada empat bunga yang diajarkan setelah kuda-kuda, pukulan dan tendangannya bagus.

Mencakup empat kipas, empat sauh, empat bandung dan terakhir 12 langkah. "Setelah itu baru dilanjutkan dengan bapukul atau saling berhadapan. Praktek gerakan yang sudah didapat," ucap Iwan yang menjadi murid di perguruan ini sejak 2006.

Apabila sudah menguasai semua latihan yang diberikan, murid boleh betamat (menamatkan pendidikannya). Di sini ada dua betamat, yakni langkah dan isi.

Khusus untuk betamat isi, murid diuji dengan diserang mendadak oleh gurunya di suatu tempat. "Kalau saya dulu disuruh memilih senjata untuk menangkis semua gerakan yang diberikan guru," kenangnya.

Sedangkan betamat langkah adalah ritual atau selamatan. Biasanya disajikan makanan dan minuman seperti ayam hitam, telur empat penjuru, ketan, jarum dan benang. "Makan-makan dengan tujuan ilmu yang dipelajari dapat melekat dan terus diasah.

Di Jasa Datu, kebanyakan muridnya datang dari kelas ekonomi bawah. Rutin latihan dua kali dalam sepekan. Digelar sore hari. "Setelah salat ashar. Lama latihannya satu sampai 1,5 jam.

Iwan pernah menjuarai beberapa lomba. Pada 2008, menjadi juara satu di festival silat tradisional level nasional di Jakarta. Terakhir menjadi terbaik ke delapan di tahun 2014. Di situ Iwan mengalahkan puluhan peserta dari seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar: