Menimbang Visi Misi Capres dan Evalusi Tentang Pertahanan, Keamanan Politik Luar Negeri
Suarabamega25.com, Jakarta - Universitas Paramadina menggelar diskusi yang bertemakan "Menimbang Visi Misi Capres dan Evalusi Tentang Pertahanan, Keamanan Politik Luar Negeri."
Tema ini diangkat untuk mengetahui landasan politik luar negeri Indonesia dengan pembicara Dr. Theo Sambuaga, politisi kawakan yang baru menyelesaikan doktor dalam bidang pertahanan keamanan dan politik luar negeri.
Acara dibuka oleh Rektor Universitas Paramadina Prof Dr Didik J Rachbini itu menampilkan 3 panelis yakni Dr. Peni Hanggarini, Asriana Issa Sofie MA dan Dr. M Riza Widyarso.
Rektor Paramadina, Prof Dr. Didik J Rachbini dalam pidato pembuka diskusi menyatakan bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia dahulu sangat disegani di kawasan Asia Tengara. "Bahkan saat Menlu.Ali Alatas , Pemerintah Republik Indonesia selalu mendapat kesempatan untuk memimpin forum-forum di ASEAN dan dunia internasional, " kata Prof Didik J Rachbini.
Sementara pembicara utama Dr Theo Sambuaga sebagai pembicara utama mengingatkan peserta diskusi bahwa kebijakan politik luar negeri konsistennya mereka menjalankan politik luar negeri berdasarkan prinsip bebas aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional. "Yang saya ikuti, Indonesia masih menjalankannya secara konsisten dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan internasional berdasarkan prinsip pendekatan multilateral, bukan unilateral.
Multilateral karena, berupaya maksimal menyampaikan solusi melalui forum-forum internasional yang diikuti banyak pihak, bukan secara unilateral atau aksi sepihak," kata mantan Presiden Komisi Politik dan Perlucutan Senjata Interparliamentary Union (IPU, Uni Parlemen Sedunia) itu.
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif berdasar atas hukum dasar, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional yang tidak lepas dari tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat selain ikut menjaga perdamaian dunia juga untuk mencapai tujuan nasional yakni suatu masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
Yang dimaksud dengan "bebas aktif" adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan merupakan politik netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara a priori pada satu kekuatan dunia serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan dunia lainnya, demi terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Theo Sambuaga pada pidato Kebijakan Poltik Luar Negeri juga menyarakan konsensus bersama dalam mengatasi pengungsi Rohinya. Serta mengingatkan kembali Pemerintah RI untuk mengatasi Natuna. “Perubahan peta persaingan antara RRT dan AS berpengaruh dalam perebutan politik , ekonomi dan berebut pengaruh di konteks global.”
Namun Indonesia dengan politik bebas aktif bisa mengambil peran diplomasi dalam mengatasi Laut Natuna.
Diplomasi yang mencari keharmonisan, keadilan dan keserasian dalam hubungan antar negara, menjauhi sikap konfrontasi atau pun politik kekerasan/kekuasaan (power politics), menyumbang penyelesaian berbagai konflik dan permasalahan di dunia, dengan memperbanyak kawan dan mengurangi lawan.
Diplomasi yang ditopang oleh profesionalisme yang tangguh dan tanggap, tidak sekedar bersikap reaktif tetapi mampu secara aktif, kreatif, dan antisipatif berperan dan berprakarsa.
Karena itu, Theo menegaskan, untuk mendorong pemerintah lebih proaktif berperan dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia di berbagai kawasan, apalagi sebagai anggota dewan keamanan PBB harus mampu memperjuangkan beragam problem internasional termasuk konflik regional dengan prinsip membela kemerdekaan dan kedaulatan nasional, keadilan, serta penyelesaian secara damai," urainya.
Sikap proaktif itu, tambah Theo, harus semakin diperlihatkan terutama terhadap upaya mencari solusi damai yang konprehensif di Timur Tengah. "Indonesia harus berada di garis terdepan memperjuangkan kemerdekaan penuh Palestina dengan integritas wilayahnya dan mendesak Israel keluar dari daerah pendudukan, sehingga negara-negara di Timur Tengah dapat hidup berdampingan secara damai," demikian Theo yang juga salah satu Ketua DPP Partai Golkar.
Acara diskusi yang berlangsung selama 2 jam dipandu langsung oleh Dr. Muhammad Riza juga bisa disiarkan langsung via
Link Zoom Meeting
https://us06web.zoom.us/j/82284398206?pwd=zmSdTGK2W4vzSzSFlg8OqJ9ygPy3nN.1
Meeting ID: 822 8439 8206
Passcode: 502794
( Aji)
Tidak ada komentar: