Pangeran Antasari Banjarmasin Sebagai Pahlawan Yang Ditakuti Oleh Belanda
Suarabamega25.com - Perang Banjar tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai gerakan perjuangan terhadap penjajah Belanda yang berlangsung antara tahun 1859-1905. Pangeran Antasari muncul sebagai salah satu tokoh utama dalam perang di tanah Borneo ini.
Pada tahun 1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan terhadap VOC. Ia berhasil mempersatukan suku-suku Dayak di Kalimantan Selatan untuk menghadapi penjajah. Perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari menjadi salah satu perlawanan sengit dan mendalam terhadap kekuasaan kolonial.
Ayahnya adalah Pangeran Masohut dan ibunya bernama Goesti Hadjiah. Ia lahir di tengah pertentangan dua keluarga yang merebutkan tahta Banjar.
Namun tak seperti anak bangsawan pada umumnya, Antasari sejak kecil telah dirundung kemalangan akibat pertikaian keluarga besarnya.
Disebut juga Perang Banjar-Barito, peperangan ini terjadi di wilayah Kesultanan Banjar yang dulu memiliki area kekuasaan meliputi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah. Perang Banjar memunculkan sejumlah tokoh seperti Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar, serta Aling (Panembahan Muning) yang merupakan tokoh perjuangan dari pedalaman Borneo.
Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 53 tahun.
Tidak ada komentar: