Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Buka Resmi Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2025


Suarabamega25.com, Jakarta - Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2025.  Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU, yang mengusung tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat".

"Dengan ucapan bismillah tawakkaltu alallah la haula wala quwwata illa billah, Munas-Konbes pada hari ini tanggal 5-7 yang diselenggarakan PBNU pada tahun 2025 kami nyatakan dibuka," ujar Miftachul Akhyar di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Munas dan Konbes NU 2025 ini berlangsung di Jakarta selama tiga hari, mulai tanggal 5 hingga 7 Februari 2025. Para peserta yang terdiri dari alim ulama, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari berbagai daerah akan membahas berbagai isu aktual yang berkaitan dengan keagamaan, sosial, dan kebangsaan.

Dalam sambutannya, Kiai Miftach menyampaikan harapannya agar peserta Munas Konbes NU untuk merekontekstualisasi pemikiran pendahulu dalam bingkai trilogi ukhuwah, yaitu persaudaraan sesama Islam, sesama anak bangsa, dan sesama manusia.

Kiai Miftach juga menyatakan pentingnya peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam menunjukkan ukhuwah Nahdliyah sebagai cerminan moral utama dalam menyongsong bonus demografi. Hal ini untuk memastikan bahwa bonus demografi tidak berubah menjadi musibah, melainkan menjadi momentum lahirnya generasi emas.

Menyambut Hari Lahir (Harlah) NU ke-102, Kiai Miftach menegaskan bahwa NU perlu membangun strategi 5G sebagai penyeimbang revolusi industri 5.0. Adapun 5G yang dimaksud adalah:

1. Grand idea: Visi dan misi NU untuk memperkuat semangat khidmah (pengabdian) NU.

2. Grand design: Program kerja yang terukur di semua tingkatan.

3. Grand strategy: Penyebaran "penguatan" (istilah yang lebih tepat dari "invasi") yang direncanakan dan dikelola pada kader dan ruang di negara.

4. Grand control: Garis komando organisatoris.

5. Grand sami'na wa atha'na: Kepatuhan dan ketaatan terhadap pimpinan.

"Ini penting karena ada tanda penggerogotan, bahkan hal yang mengernyitkan semangat kening kita untuk mengawasi jangan sampai program yang sudah kita sampaikan di semua tingkatan tergerogoti kepentingan sementara," tuturnya.

Kiai Miftach juga menyampaikan bahwa Harlah ini adalah titik tolak NU untuk "terbang landas", bersaing secara positif (fastabiqul khairat) dengan organisasi lain dalam memperkuat persatuan dan persaudaraan.

"Agar Indonesia tercinta ini terus mendapat keberkahan dan rakyat sejahtera dengan kepemimpinan Prabowo Subianto dan semua kementeriannya keluar dari kemiskinan ekstrem," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftach meminta agar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU tidak hanya menghasilkan aturan perundang-undangan, tetapi juga memperhatikan kepatutan dan etika dalam pembahasannya.

"Mungkin sudah waktunya kriteria batasan Ahlul Halli wal Aqdi untuk bisa memperoleh pimpinan puncak untuk membawa NU yang membuat muassis (pendiri) NU bahagia," katanya.

Kiai Miftach berharap Munas dan Konbes NU ini dapat memberikan hasil yang sangat bermanfaat, khususnya di bidang ekonomi. Beliau juga mengingatkan bahwa ukhuwah Nahdliyah harus dijaga sebagai modal penting dalam menghadapi bonus demografi. Ukhuwah yang kuat akan menciptakan generasi emas yang  berkualitas dan berkontribusi positif bagi bangsa.

Pada pembukaan Munas, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadir dalam Musyawarah Besar dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) 2025. Pada kesempatan itu Jenderal Sigit mengapresiasi peran Nu yang terdepan dalam menjaga empat pilar kebangsaan.

"Semangat cinta Tanah Air yang harus terus kita gelorakan, karena kita sangat meyakini bahwa Nahdlatul Ulama adalah pelopor utama dalam menjaga dan mengawal empat pilar kebangsaan dan kenegaraan," kata Jenderal Sigit di Munas dan Konbes NU di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).

Jenderal Sigit menekankan pentingnya menjaga persatuan. Dia menilai NU memainkan peran penting dalam menumbuhkan rasa kesatuan di tengah masyarakat.

"Dan saya kira, kita semua mengakui itu, bahwa yang namanya Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika adalah empat pilar yang harus dijaga, dan saat ini yang terdepan adalah Nahdlatul Ulama, terima kasih Nahdlatul Ulama," ujar Kapolri RI.

Menurut Jenderal Sigit, peran NU dalam memajukan Indonesia cukup panjang, dari masa pergerakan kemerdekaan hingga mempertahankan kemerdekaan.

"Mulai dari zaman sebelum kemerdekaan, mulai dari NU berdiri tahun 1926 terus bergerak bersama untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita agar Indonesia ini bisa merdeka, dan Alhamdulillah karena kerja keras dan persatuan seluruh ulama, saat itu bersama-sama dengan para pejuang Indonesia kemudian bisa merdeka pada 17 Agustus 1945," katanya.

"Tentunya hal itu kemudian tidak berhenti, karena berbagai macam tantangan terkait dengan apa yang sudah kita raih, karena saudara-saudara kita juga kemudian memiliki sikap yang berbeda, sehingga terjadi pemberontakan di mana-mana, ada DI/TII, Permesta, G30S PKI, juga bagaimana Belanda ingin kembali menguasai Indonesia dengan agresinya saat itu. 

Alhamdulillah dikumandangkannya resolusi jihad saat itu, maka Indonesia berhasil kita pertahankan, dan kita kenal sebagai salah satu hari yang sampai saat ini kita peringati yaitu Hari Pahlawan 10 November 1945," sambung Jenderal Sigit.

Jenderal Sigit pun menyampaikan ucapan selamat kepada NU atas penyelenggaraan Munas dan Konbes NU 2025. Dia berharap sinergi Polri dengan NU dapat ditingkatkan demi terwujudnya Indonesia Emas.

"Selamat Munas alim ulama dan Konbes NU 2025, ajang silaturahmi sekaligus juga menghasilkan keputusan-keputusan strategis dalam rangka melaksanakan program dan kebijakan mendukung Indonesia Emas 2045," ucap Kapolri RI.

Pada acara yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman untuk kerja sama dengan sejumlah kementerian.

Penandatanganan dilakukan dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadizily, Menteri HAM Natalius Pigai, hingga Dirut Perum Bulog Wahyu Suprayono.

Tujuan MoU tersebut untuk mendukung berbagai program kerja pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

"Dengan Munas kita akan bahas berbagai hal yang akan memperkuat kerangka konsolidasi kita sehingga ke depan, tidak akan ada lagi yang patut menghalangi langkah kita capai cita-cita bersama," kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf pada pembukaan Munas, Rabu (5/2/2025).

Selain itu, malam nanti akan ada MoU dengan Badan Gizi terkait dukungan NU terhadap program makan bergizi gratis.

"Nanti malam akan ditandatangani nota kesepahaman dengan Badan Gizi Nasional, ini berarti kerja keras tidak akan pernah jauh dari kita semua. Saya minta kesiapan dari seluruh jajaran aktivis untuk bangkit bekerja tiada henti," kata pria yang kerap disapa Gus Yahya itu. 

Sekitar 14.000 rombongan peserta Munas dan Konbes NU menuju istora GBK Senayan untuk mengikuti Puncak resepsi Harlah 102 Tahun NU yang dihadiri Presiden Prabowo pada jan 19.00-selesai. (Aji)

Tidak ada komentar: