Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

APBN Februari 2025 Catat Defisit Rp 31,2 Triliun



Suarabamega25.com, Jakarta - Neraca keuangan negara mencatat hasil negatif pada awal 2025, tercermin dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Februari.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), APBN 2025 mengalami defisit sebesar Rp 31,2 triliun per 28 Februari 2025. Angka ini setara dengan 0,13 persen dari produk domestik bruto (PDB). Realisasi ini berbanding terbalik dengan kinerja APBN tahun sebelumnya yang mencatat surplus Rp 22,8 triliun atau setara 0,10 persen terhadap PDB pada Februari 2024.

"Saya ingatkan kembali, APBN didesain dengan defisit Rp 616,2 triliun. Jadi, defisit 0,13 persen ini masih di dalam target desain APBN sebesar 2,53 persen dari PDB, yaitu Rp 616,2 triliun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Januari 2025, Kamis malam (13/3/2025).

Defisit tersebut dipicu oleh penurunan realisasi pendapatan dan belanja negara. Tercatat, realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 sebesar Rp 316,9 triliun atau 10,5 persen dari target tahunan yang ditetapkan sebesar Rp 3.005,13 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 439,2 triliun.

Di sisi belanja negara, realisasi hingga Februari 2025 mencapai Rp 348,1 triliun atau 9,6 persen dari pagu anggaran. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan realisasi belanja negara pada Februari 2024 yang mencapai Rp 470,3 triliun.

Meskipun demikian, APBN masih mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar Rp 31,2 triliun. Namun, angka ini turun signifikan dibandingkan surplus keseimbangan primer tahun lalu yang mencapai Rp 132,1 triliun.

Sebagai informasi, keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi pengeluaran negara di luar pembayaran utang. ( Aji)

Tidak ada komentar: